Masyarakat kota Medan kembali dikejutkan dengan munculnya modus operandi kawanan perampokan dengan menggunakan senjata api. Minggu (5/12) pagi sekelompok kawanan perampok menyatroni sebuah rumah mewah di Komplek Perumahan Permata Hijau yang terletak di belakang Hotel Emerald Garden, Jl. Yos Sudarso, Medan, Sumatera Utara (Sumut).
Kawanan perampok yang berjumlah empat orang memasuki rumah milik Edi Salim (43) dengan membawa sepucuk senjata api jenis pistol dan tiga bilah golok. Edi Salim dan dua anggota keluarganya tidak berkutik saat moncong pistol menunjuknya. Untuk memudahkan operasi, pelaku kemudian mengikat pemilik rumah dan menguncinya di dalam kamar. Usai melakukan aksinya, pelaku kemudian melarikan diri dengan membawa uang mencapai Rp 500 juta milik korban.
Keterangan yang dihimpun SWATT Online, kawasan perumahan Permata Hijau menggunakan satu pintu keluar masuk. Satpam yang berjaga tidak curiga dengan tamu yang datang menaiki mobil Toyota Kijang Innova hitam yang tidak diketahui nomor polisinya berkeliling di kawasan perumahan. Sesampai di depan rumah nomor A5, mobil parkir memantau lokasi. Tidak berapa lama, Uci (21), pembantu rumah tangga Edy Halim di rumah nomor A6. Uci hendak membuang sampah ke seberang jalan. Tiba-tiba seorang pria berbadan tegap berambut ikal acak-acakan turun dari mobil. Diduga membawa senjata api jenis FN, pelaku mendatangi Uci dan menodongkan senjata ke perut wanita itu.
”Jangan teriak, diam saja nanti kalian mati. Ada berapa toke di atas,” ujar Uci menirukan perkataan perampok sembari dijawabnya ada dua orang toke (majikan). Di bawah todongan senpi, Uci digiring ke rumah. Di dapur, Yati (14), pembantu rumah tangga lain terkejut melihat Uci ditodong pria senpi. Di belakang mereka terlihat tiga pria lain yang bersenjata golok. Yanti tambah takut ketika senjata tajam pelaku diarahkan ke lehernya.
Tangan serta kaki Uci dan Yanti kemudian dikat, mulut disumpal lalu kedua wanita itu disekap di kamar mandi dan dikunci dari luar. Di tangga menuju lantai dua, pelaku bertemu dengan Irma (17), pembantu ketiga di rumah itu. Kembali pelaku menodong dan mengancam bunuh bila korban berteriak atau melawan. Irma diperintahkan menunjukkan kamar tuan dan nyonyanya.
Pelaku lantas menuju kamar Edy Halim. Dengan ancaman golok dan senpi, Irma disuruh mengetuk pintu kamar tuannya. Setelah pintu dibuka, pelaku langsung menodongkan senpi ke arah Edy Halim bersama istrinya Devi Andaluzia dengan ancaman jangan berteriak dan bila berteriak akan dibunuh.
Dibawah ancaman dibunuh para perampok, Edy, Devi dan Irma diikat dengan tali pengencang di kamar itu. Kemudian pelaku menggasak seluruh uang dan perhiasan Edy dan langsung pergi dengan terburu-buru.
Di lokasi kejadian, Edy Halim dan istrinya belum mau berkomentar atas kejadian tersebut. Kasat Reskrim Polresta Medan Barat, Kompol Fadillah Zulkarnaen, membenarkan peristiwa perampokan bersenjata api yang dilakukan empat orang tak dikenal itu. Saat ini, pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap saksi Mapolsekta.
Setelah beberapa saat, Edi Salim akhirnya berkomentar dan tidak menyangka pelaku adalah perampok yang ingin menyatroni rumahnya, karena para perampok menyaru sebagai jamaat gereja yang ada di sebelah rumahnya.
Sementara itu, Kapolresta Medan, Kombes Tagam Sinaga langsung terjun ke lokasi kejadian. Selain melakukan identifikasi di rumah korban, petugas polisi juga memeriksa sejumlah satpam yang bertugas sebagai penjaga keamanan di komplek perumahan tersebut. (mes)
foto : Ilustrasi/republika