
Program edukasi kepada masyarakat di bidang perbankan yang diselenggarakan serentak di seluruh Indonesia diharapkan mampu membangun minat kalangan masyarakat kepada perbankan, meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai produk dan jasa bank, kesadaran akan hak dan kewajiban nasabah.
Sesungguhnya kita telah melihat banyak kemajuan dalam mengenal perbankan. Peranan pemerintah dalam mendorong peranan perbankan untuk mendukung program pembangunan pedesaan, misalnya, dapat dilihat dengan hadirnya banyak cabang bank sampai tingkat kecamatan. Dan, sesungguhnya hampir setiap sektor kehidupan masyarakat sudah dimasuki oleh perbankan di Indonesia.
Dalam kaitan ini, BNI sebagai sebuah lembaga keuangan milik negara juga memegang prinsip-prinsip sebagaimana yang tertera dalam UU. Semenjak berdiri sebagai bank pertama milik pemerintah, BNI tumbuh dan berkembang bersama rakyat sebagai lembaga keuangan yang paling dipercaya. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena bank kebanggaan rakyat Indonesia ini telah berjasa di dalam sistem keuangan di negeri ini.
Kepercayaan Masyarakat
Tak perlu heran kalau kinerja keuangan PT Bank Negara Idonesia Tbk (BNI) sampai hari ini terus mengalami pertumbuhan dan peningkatan yang bersifat berkelanjutan (sustainable growth). Hingga akhir Maret 2012 atau kuartal I/ 2012, laba bersih BNI mencapai Rp 1,540 triliun atau meningkat sebesar 23 persen dari laba bersih kuartal I 2011 sebesar Rp 1,252 triliun. Pencapaian ini seiring dengan peningkatan kualitas pinjaman dengan gross non performing loan (NPL Gross) turun dari 4,1 persen menjadi 3,6 persen dan net non performing loan (NPL Net) turun dari 0,9 persen menjadi 0,7 persen
“Salah satu pendorong pertumbuhan laba adalah peningkatan pendapatan bunga bersih yang mencapai 20,9% ditambah dengan pendapatan non bunga sebesar 14,2%. Hal ini membuktikan bahwa BNI semakin dipercaya sebagai transactional banking yang melayani kebutuhan transaksi perbankan nasabah, baik nasabah individu maupun nasabah lembaga atau korporasi. Misalnya, saat ini nasabah makin mudah dan leluasa untuk bertransaksi di ATM BNI, yang jumlahnya semakin banyak dan dekat dengan nasabah, ditambah layanan weekend banking dan BNI Gallery,” kata Direktur Utama BNI, Gatot M Suwondo dalam sebuah kesempatan.
Menurut Gatot, sepanjang kuartal I/2012, BNI membukukan kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 20,9 persen dari Rp 2,891 triliun menjadi Rp 3,497 triliun, serta kenaikan pendapatan non bunga sebesar 14,2 persen dari Rp 1,485 triliun menjadi Rp 1,697 triliun. Pencapaian laba bersih BNI kuartal I 2012 tersebut diikuti pula dengan kenaikan laba bersih per saham sebesar 23,8 persen dari Rp 67 menjadi Rp 83.
“Untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan, kami menambah 330 outlet menjadi 1.518 dan ATM dari 5.018 unit menjadi 6.368 unit. Sedangkan jumlah karyawan menjadi 24.964 orang,” tandasnya.
Komitmen perbankan dalam meningkatan pendapatannya tidak terlepas dari makin membaiknya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan. Program edukasi perbankan kepada anak-anak kelak akan menyadarkan mereka dari generasi sekarang ke generasi berikutnya. Lantas, di usia berapakah waktu yang tepat untuk mendidik anak agar mengerti tentang uang dan membiasakannya untuk menabung?
Sebenarnya tidak ada waktu yang pasti, namun sebaiknya sedini mungkin dan terutama jika anak sudah dapat berhitung. Mendidik dan memberi kepercayaan kepada anak untuk mengenal dan menghargai uang sejak kecil akan menanamkan kebiasaan keuangan yang baik.
Masih dalam hal edukasi tentang perbankan, jangan sampai perbankan nasional terlambat mengambil langkah, di mana akhirnya masyarakat lebih mempercayai bank-bank asing yang memberikan kemudahan dan pelayanan terbaik.
Lebih dari itu, gerakan Ayo ke Bank yang dicanangkan pemerintah beberapa tahun lalu hendaknya tidak hanya terbatas bagaimana menjadikan masyarakat sebagai obyek bagi perbankan. Akan lebih berarti apabila hubungan perbankan dan masyarakat dibangun dalam kondisi yang lebih familiar—bukankah asas perekonomian nasional Indonesia—adalah asas kekeluargaan. Walaupun, dalam konteks bisnis perbankan—prisip-prinsip prudential banking—harus tetap dijaga. Sebab, hal tersebut berkaitan pula dengan kinerja sebuah bank. Kiranya, tidak salah kalau kita harus tetap menggemakan gerakan Ayo ke Bank, agar masyarakat kita lebih familiar terhadap bank dan menjadi masyarakat yang bank minded. | Penulis adalah kontributor SWATT Online di Medan, Sumatera Utara.