Sejak meletus gunung Sinabung beberapa waktu lalu, pengungsi yang ada di beberapa tempat pengungsian mulai mengeluh terserang beragam jenis penyakit. Kondisi kesehatan warga di lokasi penampungan sementara mulai memburuk. Puluhan warga terpaksa dirawat inap di Rumah Sakit Umum (RSU) Kabanjahe.
Laporan dari petugas kesehatan di pengungsian mengungkapkan bahwa saat ini pengungsi Sinabung paling banyak menderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), lalu diare,batuk dan flu. Kemarin, sebagian dari pengungsi sudah ada yang kembali ke rumah, tapi hari ini (Jumat 3/9) warga yang tinggal di lereng Gunung Sinabung kembali diimbau untuk mengungsi setelah ledakan tadi pagi dan sore tadi.
Pantauan SWATT Online, penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) dan diare menduduki peringkat teratas penyakit yang diderita korban letusan Gunung Sinabung, di Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut). Rumah sakit Umum (RSU) Kabanjahe telah merawat sedikitnya 104 pasien akibat dua jenis penyakit ini.
Hal ini terungkap saat Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih meninjau kondisi kesehatan pasien korban bencana Gunung Sinabung di RSU Kabanjahe, Jl. Rahmat Ketaren, Kabanjahe, Jumat (3/9/2010) siang.
Menkes Endang menyampaikan bahwa penyakit ISPA dipicu tingginya sebaran debu dari letusan Gunung Sinabung yang terhirup oleh warga. Sementara diare akibat kondisi kesehatan dan kebersihan makanan di lokasi penampungan kurang diperhatikan.
“Warga diimbau untuk tetap memakai masker karena sebaran debu vulkanik memicu ISPA. Selain itu, kebersihan di lokasi pengungsian juga wajib menjadi perhatian semua pihak,” kata Endang.
Selain memperioritaskan penanganan kesehatan, kata Menkes penambahan psikolog juga akan dilakukan untuk menangani tingkat stres dan trauma akibat bencana Gunung Sinabung.
Penderita penyakit ISPA paling banyak adalah kaum ibu berusia lanjut dan anak-anak. Paling banyak orang tua yang perempuan yang datang ke posko kesehatan, ada sekitar 60 persen dan sisanya anak-anak serta pria dewasa.
Dengan kondisi tempat penampungan sementara yang penuh sesak, ditambah kondisi cuaca yang buruk, maka dikhawatirkan korban terus berjatuhan. Terlebih lagi kondisi lingkungan, kebersihan, sarana air bersih dan makanan yang tidak teratur. (mes)
foto : James P Pardede