Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Djoko Suyanto, menyatakan telah terjadi penyebaran berita sesat melalui pesan singkat dan media sosial mengenai jatuhnya korban dalam demonstrasi anti kenaikan harga bahan bakar minyak pada Kamis malam di Salemba, Jakarta Pusat. Kabar itu, menurut Djoko, sengaja diedarkan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab yang mengharapkan situasi tidak kondusif.
“Sekali lagi, berita itu tidak benar,” kata Djoko dalam konferensi pers di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jumat dinihari, 30 Maret 2012. Djoko mengatakan, memang benar ada korban terluka dalam aksi itu. Mereka adalah satu satpam dan enam demonstran. Mereka semua dirawat di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat. “Keenam ini terkena serpihan peluru gas airmata,” katanya.
Selain itu, satu korban lagi dirawat di rumah sakit yang sama, yaitu Kepala Polsek Metro Senen, Jakarta Pusat, Kompol Imam Zebu. Imam terkena lemparan batu dan mengalami luka patah tulang rusuk. Menurut Djoko, bentrok pecah karena demonstran sudah melewati batas waktu. Seharusnya, demonstrasi dilakukan maksimal hingga pukul 18.00. Namun, hingga pukul 22.00 mahasiswa belum juga membubarkan diri. Bahkan malah memblokir jalan dengan membakar ban bekas.
“Karena itu pada pukul 23.00 sudah dipandang cukup untuk menggiring masa demonstran agar membuka blokade dan membubarkan diri,” katanya. Bentrok tak cuma terjadi di Salemba, tetapi juga di Makassar. “Namun yang di Makassar sudah bisa kami giring ke posko masing-masing,” ujar Djoko. “Petugas masih menjaga di sana.” |viva|