Android kembali membuat fenomena baru. Kali ini sistem operasi smartphone open source milik Google tersebut menjadi pilihan militer AS untuk digunakan oleh tentara Amerika Serikat. techeye.net, situs teknologi yang berbasis di Inggris melaporkan bahwa militer Amerika Serikat sedang bersiap untuk mempersenjatai pasukan dengan terknologi terbaru dalam bidang mobile dengan mengembangkan perangkat ponsel berbasis Android yang telah dimodifikasi untun kepentingan militer.
Menurut laporan tersebut tampaknya Android Google merupakan senjata pilihan militer AS untuk memburu pemberontak di Falujjah. Prototipe perangkat tersebut dinamakan Joint Battle Command-Platform tengah dikembangkan oleh MITRE dan sedang menjalani tes dengan menggunakan Android. Juga telah dikembangkan berbagai aplikasi smatphone untuk berbagai tujuan seperti untuk melacak tentara sendiri (teman). Perangkat ini juga sangat mudah digunakan untuk bertukar pesan kritis dan bertukar data-data penting seperti permintaan evakuasi medis.
Dilaporkan smartphone berbasis Android ini nantinya juga menyediakan bassline suite of applicationsuntuk memasukkan aplikasi pendukung seperti Open Office untuk membaca dokumen. Selanjutnya pada bulan Juli 2011 nanti, development kit yang dinamakan Mobile/Handheld Computing Environment akan segera dibuka untuk para pengembang aplikasi. Dengan Mobile/Handheld Computing Environment ini pihak militer AS memperbolehkan pihak ketiga sebagai pengembang aplikasi untuk menghasilkan aplikasi yang sesuai dengan perangkat ini nantinya.
Pertimbangan yang penting adalah keamanan data. Selama pengembangan perangkat unsur ini sangat penting sehingga akan sangat diperhatikan sebelum perangkat diluncurkan ke lapangan. Seperti banyak kritik sebelum ini bahwa Android terkesan kurang aman, terlalu longgar dengan keamanan aplikasi. Hal ini tentu tidak akan terjadi terhadap ponsel militer namun tentu juga tidak akan membatasi aplikasi yang sedang tenar seperti Angry Birds.
Pertimbangan dipakainya Android tidak lain karena sifatnya yang open source dan tidak eksklusif hanya untuk satu vendor tertentu seperti iOS milik Apple. Sepertinya ini langkah maju bagi Android karena kalangan militer mulai tertarik untuk mengadopsi sistem operasi open source ini. Dipilihnya Android paling tidak memperbanyak handset berbasis Android yang selama ini hanya berada di konsumen biasa yang bukan militer di medan perang.
Tentunya nanti, perangkat yang akan dihasilkan nanti benar-benar ditujukan untuk kepentingan tentara dilapangan dengan kemampuan tahan banting, antidebu dan mungkin juga tahan cuaca ekstrem. Dalam hal ini sepertinya militer AS lebih berkepentingan, sementara Google dan Android hanya menyediakan sistem operasi yang bisa mendukung perangkat tersebut. |kompasiana.com|