YS (16) , salah satu dari dua tersangka kasus pembunuhan seorang pemuda bernama Chendy Franklin Frans alias Sendy (24) yang terjadi tepat pada perayaan Idul Adha, Rabu (18/11) lalu di Jl Minangkabau RT 4, Balikpapan Utara membuat pengakuan baru.
Yah, pelajar kelas 2 SMK itu akhirnya mengakui jika badik yang ia tusukan ke tubuh korban tidak diambilnya dari rumah, tetapi memang sudah dia selipkan di pinggangnya. Pengakuan ini tentu saja berbeda dengan pengakuan awal tersangka sebelumnya kepada penyidik.
“Tersangka menyatakan jika badik itu memang ia bawa ketika hendak mengantar kakaknya (Jator, Red) menuju bandara. Badik tersebut kemudian digunakan tersangka saat melihat tersangka Jator tengah berkelahi dengan korban,” kata Kapolsek Balikpapan Utara AKP Sukarman, kemarin.
Perihal dari mana asal badik tersebut, semula memuncul banyak polemik. Fakta di lapangan baik itu dari hasil keterangan sejumlah saksi serta hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), pengakuan tersangka yang menyatakan badik diambil dari dapur sangat sulit dibenarkan. Pengakuan berbeda ini tentu saja menyulitkan proses pemeriksaan.
Jator, kakak kandung YS kepada media ini mengatakan bahwa keterangan YS sebelumnya kepada polisi perihal asal badik akibat bentuk kepanikan YS. “Maklum waktu itu kami kebingungan,” terang Jator.
Diakui Jator, badik yang berada di pinggang YS dibawa bukanlah untuk disiapkan melukai korban. Melainkan dibawa untuk berjaga-jaga dan bahkan selalu dibawa kemana-mana oleh tersangka. Pengakuan ini tentunya cukup mengherankan apalagi jika dilihat dari usia YS yang masih remaja.
”Dari dulu memang sudah bawa badik, bukan untuk apa-apa, tetapi untuk berjaga-jaga saja,” beber Jator.
Dari keterangan Jator, kronologis kejadian bermula ketika korban melintas dengan motor dan berpapasan . Bermula dari saling tegur, Jator dan korban terlibat perekelahian. Korban lebih dulu melayang pukulan ke tubuh Jator dan kemudian dibalas pukulan oleh tersangka. Korban sempat terjatuh kemudian kembali bangkit memukul Jator. YS juga menerima pukulan dari korban. ”Adik saya juga kena pukul,” terang Jator.
Nah, fakta terbaru didapat, Jator menerangkan proses penikaman oleh YS terjadi ketika korban dan dirinya masih terlibat adu pukulan. Saat itulah YS masuk dengan menggunakan sebilah badik yang di selipkan dari balik pinggangnya kemudian menusuk tubuh korban.
”Waktu menusuk korban dan adik saya saling berhadapan,” jawabnya.
Seperti diberikakan sebelumnya, perayaan Idul Adha diwarnai peristiwa mengenaskan. Seorang pemuda tewas di tangan dua bersaudara kandung, yang adalah tetangga korban sendiri. Perkelahian itu berlangsung tidak jauh dari rumah korban dan pelaku, yakni di kawasan Jl Minangkabau, Kelurahan Batu Ampar Balikpapan Utara.
Korban bernama Sendy (24), warga Jl Minangkabau RT 04 Balikpapan Utara tewas akibat luka tusukan sebilah badik yang menembus lambungnya. Kendati hanya satu tikaman saja, tusukan badik di genggaman tangan YS (16) telak dan merupakn derita teramat berat bagi Sendy, hingga korban hanya mampu bertahan selama 1 jam saja. Akibat kehabisan darah, lelaki beristri itupun menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Umum Kanujoso Djatiwibowo, sekitar pukul 09.10 Wita.
Hanya berselang sejam dari perkelahian berdarah, pelaku bernama Jator (19), dan YS (16), yang bersatus pelajar kelas 2 sebuah SMK itu, berhasil diringkus Unit Buser Reskrim Polsek Utara. Kepolisian juga menyita barang bukti berupa badik sepanjang sekitar 24 sentimeter.
Sumber: metrobalikpapan.co.id