Jumat 16 Agustus 1996, pukul 16.50 WIB, wartawan Harian Bernas, Fuad Muhammad Syafruddin menghembuskan nafas terakhirnya. Tiga hari sebelumnya ia dianiaya pria tak dikenal, batang besi dipukulkan ke bagian kepalanya. Kematian Udin menerbitkan kecurigaan. Sebab sebelum insiden terjadi, ia menulis artikel pedas tentang dugaan penyelewengan Pemkab Bantul yang waktu itu dipimpin oleh Bupati Sri Roso Sudarmo.
Enam belas tahun berlalu, kematian Udin masih jadi misteri. Tak ada pelaku, apalagi dalang, yang berhasil ditangkap. Bahkan, salah satu kasus kelam dalam dunia pers di Indonesia ini segera akan dipetieskan karena kedaluwarsa. Jelang peringatan Hari Pers, sejumlah wartawan menyambangi kediaman dan makam Udin yang berada di depan rumah orang tuanya di Desa Trirenggo, Kabupaten Bantul, DIY.
Mujilah, 74 tahun, ibu almarhum Udin tak pernah melupakan tragedi yang menimpa anaknya. Ia mengaku tak rela kasus Udin menguap begitu saja. “Saya tak rela kalau kasus anak saya ini ditutup karena alasan kadaluarsa. Saya ingin tahu siapa yang memukul kepala anak saya dan dalang di balik meninggalnya anak saya,” kata dia, Rabu 3 Mei 2012.
Mujilah menambahkan, kalaupun pelaku dan dalang pembunuhan anaknya sudah menyusul Udin alias meninggal dunia, ia tetap menuntut keadilan. Kasus ini harus terungkap. “Saya tak berharap banyak, hanya ingin tahu siapa pelaku dan dalangnya,” kata perempuan paro baya itu. Mardimin Siswo Hartono, paman Udin juga mengaskan, ia tidak ikhlas dan menuntut kepastian hukum. “Penegak hukum seperti polisi yang harusnya proaktif, namun nyatanya mereka sampai saat ini tak ada upaya serius,” tambah dia.
Keluarga besar Udin berharap ada solidaritas sesama wartawan untuk kembali mengungkap kasus itu. “Ini masalah kemanusian, wartawan nulis benar malah dimusuhi. Apa saudara-saudara wartawan rela kasus dibiarkan,” keluhnya, Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengungkap kasus Udin. Setahun silam Aliansi Masyarakat untuk Udin mengirim surat kepada Ibu Negara Ani Yudhoyono agar bersedia mengingatkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono guna menegakkan keadilan dan menekan Polri mengungkap pembunuh Udin.
“Kalau kasus Udin ditutup karena kedaluwarsa kami jelas tidak ikhlas karena selama ini memang tak ada upaya serius mengungkap,” paparnya. |viva|