Sekretaris Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, Janet Napolitano resmi mengumumkan sebuah sistem penanganan teror terbaru dan siap untuk di implementasikan pada bulan April 2011.
Demikian pernyataan Napolitano saat menghadiri seminar keamanan di Universitas George Washington.
Sistem ini akan dibangun dengan “sangat sederhana,” katanya. “Kami akan memberitahu apa pun informasi yang berguna serta bagaimana anda bisa melindungi diri sendiri, keluarga Anda, dan komunitas Anda”
Dulu, kata dia, kita menerapkan lima warna-kode untuk menjelaskan tingkat ancaman, sistem penanganan terorisme terbaru, dan saat ini akan lebih sederhana yakni hanya ada dua tingkat yang menyatakan ancaman : “Berbahaya” atau “Sangat berbahaya.”
Ketika peringatan dikeluarkan, pihak keamanan segera melakukan antisipasi menyeluruh disegala lini untuk memerangi, dan memberikan rekomendasi keselamatan umum. Kadang-kadang tanda bahaya hanya akan dikirim ke audiens tertentu, seperti pihak penegakan hukum atau mal.
Di lain waktu peringatan akan dikirim kepada rakyat Amerika, dengan menggunakan media dan jaringan sosial, kebocoran informasi saat operasi mendadak akan berakibat larinya para pengacau dari kejaran pihak keamanan oleh karena itu, pihak keamanan akan mengelolah informasi sebaik mungkin untuk menghidari dari hal-hal yang tidak di inginkan.
Sistem keamanan lama cukup rumit dan menghabiskan banyak biaya karena lamanya proses dan tahap-tahap keamanan serta juga belum cukup menjelaskan rekomendasi yang tepat mengenai langkah-langkah yang harus di ambil oleh masyarakat jika terjadi ancaman terror, upaya pencegahan juga di lakukan yakni baru-baru pihak keamanan dalam negeri memberlakukan pemeriksaan ketat di semua bandara dalam negeri dengan melakukan scanner tubuh bagi setiap calon penumpang.
“Selama ini sistem keamanan yang diajarkan di Amerika hanya memberikan informasi waspada dan melibatkan masyarakat untuk membantu pihak keamanan dengan memberikan informasi pendukung bagi pihak keamanan agar mempermudah proses penangkapan dan pencegahan,” kata Rep Bennie G. Thompson, anggota DPR untuk Komite Keamanan Dalam Negeri, selama ini publik tidak tahu alasan, cara untuk melanjutkan, atau untuk berapa lama harus waspada. ” tuturnya.
“Tanda peringatan hanya hanya memberikan gambaran perilaku yang mencurigakan. Salah satu alasan utama di balik transisi ke sistem keamanan yang baru adalah kesadaran bahwa pemerintah tidak memiliki monopoli atas keamanan,” ujarnya.
” Selama dua tahun terakhir, pendekatan kami telah mengakui bahwa Departemen Keamanan Dalam Negeri, pemerintah federal dan militer secara keseluruhan tidak bisa bekerja secara sendiri dalam memberikan keamanan,” katanya.
“Keamanan Real memerlukan keterlibatan seluruh masyarakat kita, dengan pemerintah, penegak hukum, sektor swasta, dan masyarakat semua memainkan peran masing-masing.”
Selama dua tahun terakhir, warga sipil telah memainkan peran penting dalam mencegah serangan teroris. Serangan Hari Natal tahun 2009 gagal karena masukan informasi dari seorang penumpang Belanda yang mencurigai gerak gerik, Umar Farouk Abdulmutallab.
Napolitano menyebutnya filosofi keamanan ialah mengerahkan kemampuan dan pendekatan “seluruh bangsa”. “Itulah sebabnya saya ingin mengatakan bahwa ‘keamanan kita dimulai dengan keamanan dari tingkat terendah yakni di setiap pedesaan,'” katanya sebagaimana dilansir security management.com
Kini, dalam upaya untuk menjaga informasi publik, Departemen Keamanan Dalam Negeri telah merangkul media sosial seperti Facebook dan Twitter.
Foto : Security Management