Warga binaan alias narapidana yang mendiami Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Payakumbuh, dibekali dengan seni budaya Minangkabau. Dari 189 anak binaan, 25 orang di antaranya, dilatih dengan kesenian tradisional tari randai.
Tari randai membawakan cerita berjudul Palimo Gagah, tampil didepan Wakil Walikota Payakumbuh Syamsul Bahri, Kakanwil Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Barat Sumarni Alam, anggota Muspida dan sejumlah pimpinan SOPD Payakumbuh, di pelataran terbuka Lapas, Kamis (14/4) kemarin.
Penampilan tari randai di depan pimpinan kota dan jajaran Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Sumbar itu, dalam rangka peresmian Perpustakaan Sanggar Ilmu dan Sanggar Tari Tradisional Lapas IIB Payakumbuh. Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Wawako Syamsul Bahri dan Kakanwil Kementerian Hukum dan HAM Sumarni Alam.
Wawako Syamsul Bahri dan Kakanwil Kementerian Hukum HAM Sumarni Alam, nyaris tak percaya, kalau warga binaan di Lapas mampu membawakan tari randai dengan baik. Tidak hanya lemah gemulai malegakan tarian randai dengan jurus-juris silat yang tajam, tapi juga mampu mendendangkan gurindam sebagai pengantar cerita. Warga binaan yang masih menjalani masa hukuman itu, juga mampu membawakan musik tradisional, seperti talempong, saluang, bansi dan gendang.
Menurut wawako, Kalapas IIB Ali Syeh Banna, pantas diberikan apresiasi, karena punya terobosan baru dalam membina warga binaan yang menjalani masa hukuman. Ali Syeh Banna, sebelumnya telah menerima dua penghargaan tingkat nasional dari Menteri Kehakiman dan HAM, sebagai kalapas yang punya inovasi dalam menciptakan warga binaan yang terampil.
Kakanwil Sumarni Alam, memberikan apresiasi kepada pemko dan seluruh jajaran Lapas IIB, dalam membina warga binaan dengan berbagai ilmu dan ketrampilan. Kerjasama seperti itu, perlu ditingkatkan terus, agar seluruh warga binaan menjadi orang berguna pasca menjalani masa hukuman. Di bagian lain, warga diminta, untuk tidak apriori dengan mereka yang telah menjalani masa hukuman.
Kadisparpora Yoherman didampingi koordinator pelatih randai Nirdawati, grup randai Palimo Gagah ini, telah ditanganinya selama lebih kurang 1,5 bulan. Kepala Lapas IIB M Ali Syeh Banna menjelaskan, Palimo Agam tidak hanya untuk kalangan internal, tapi tidak tertutup kemungkinan menerima undangan tampil di luar Lapas. “Tapi, tentu seizin pimpinan,” katanya.
Kalapas Ali Syah Banna mengatakan, ke- 189 warga binaan itu, dipanggilnya santri. Karena, seluruh warga binaan telah menjalani pendidikan khusus, seperti di pondok pesantren. Selain belajar randai, mereka juga berlatih pramuka, olahraga pernafasan serta berbagai ketrampilan lainnya. Target Ali Syahbanna, usai menjalani masa hukuman, seluruh warga binaan Lapas IIB Payakumbuh, mampu hidup mandiri dengan ketrampilan yang mereka terima.
Sumber: padang-today.com