Pada awal bulan ini, Presiden Obama mengirim ucapan kepada muslim di seluruh dunia sehubungan dengan datangnya bulan Ramadan, bulan tersuci dalam kalender Islam.
Dalam pernyataan itu, Obama mengatakan Ramadan merupakan waktu untuk melakukan refleksi dan pengorbanan yang mendalam, dan bulan ini juga mengajak keluarga dan masyarakat untuk sholat berjamaah dan berbuka puasa bersama.
Presiden Obama juga mengharapkan umat muslim mendapatkan bulan penuh rahmat, dan ia mengatakan merasa gembira bisa mengadakan jamuan Iftar (berbuka puasa) di Gedung Putih
Sementara itu, jam berpuasa yang panjang dan suhu udara yang panas menjadi tantangan tersendiri bagi para kaum muslim di AS yang melakukan puasa Ramadan tahun ini.
Ramadan memang membawa tantangan tersendiri bagi kaum Muslim di Amerika, yang berpuasa di tengah-tengah masyarakat yang kebanyakan tidak menjalankan puasa. Tapi, Ramadan lebih dari sekedar berpuasa dan disiplin. Ketika matahari terbenam, banyak Muslim Amerika berkumpul di mesjid-mesjid dan berbuka puasa bersama.
“Saya senang menghabiskan bulan Ramadan di masjid hanya untuk mendapatkan perasaan berkumpul ini,” kata Rimel Bagoury, yang hijrah ke Amerika dari Mesir ketika berusia 16 tahun. Menurutnya, Ramadan di Mesir terasa sangat berbeda.
“Saya merasa setiap orang merayakan apa yang saya rayakan. Tetapi, di Amerika, hanya pergi ke tempat kerja, kuliah, atau ke sekolah, tidak setiap orang di sekeliling saya sama. Saya tidak merasakan hal yang sama seperti di Mesir,” ujarnya lebih lanjut.
Berkumpul di masjid untuk berbuka puasa, menurut Bagoury, memperkental perasaan kekeluargaan dan silaturahmi seperti yang ia alami di Mesir.
Usman Madha, yang juga pernah tinggal di Arab Saudi selama Ramadan, lebih suka menjalankan ibadah bulan suci Ramadan di Amerika.
Ia mengatakan, “Di Arab Saudi, meskipun dikelilingi oleh orang sebangsa, kita merasa sendirian. Tetapi kalau di Amerika, ada sanak saudara dan teman-teman. Meskipun kita tidak berada di negara Muslim, kebersamaan dengan teman-teman dan keluarga serta kerabat terasa berbeda.”
Banyak Muslim Amerika mengatakan pengalaman membentuk hubungan yang lebih kuat dan lebih dekat kepada Tuhan membantu mereka mengatasi tantangan berpuasa secara fisik dan mental dalam bulan Ramadan.