
Ramallah – Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menelepon Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk membahas masalah Timur Tengah. Obama meyakinkan Abbas bahwa proses perdamaian Timur Tengah, terutama antara Palestina dengan Israel, tetap menjadi prioritas.
“Presiden Obama menginformasikan kepada Presiden Abbas soal pertemuannya dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan memastikan kepadanya bahwa proses perdamaian Timur Tengah masih tetap menjadi prioritas utama sejak dirinya menjabat,” ujar juru bicara Presiden Abbas, Nabil Abu Rudeina kepada AFP, Selasa (20/3/2012).
Pembicaraan keduanya berlangsung pada Senin (19/3) waktu setempat. Menurut Rudeina, kedua pemimpin negara tersebut juga berbicara soal isu-isu lainnya. Salah satunya soal pertemuan antara pejabat Palestina dan Israel yang digelar di Amman, Yordania, pada awal tahun ini.
“(Abbas) menginformasikan kepada Presiden Obama soal isi pesan yang akan ia kirimkan ke Perdana Menteri Israel,” tutur Rudeina tanpa memberi penjelasan lebih lanjut.
Sementara itu, menurut Gedung Putih, Obama memastikan kepada Abbas bahwa semua pihak, termasuk kedua negara, perlu terlibat demi menciptakan perdamaian dan gencatan senjata antara militan Gaza dan Israel. Obama juga berterima kasih kepada Abbas atas kontribusinya dalam upaya perdamaian di Timur Tengah.
“Kedua pemimpin sepakat bahwa solusi yang menguntungkan kedua negara sangat penting. Presiden Obama juga menyebut bahwa upaya Yordania dalam mendorong secara langsung diskusi antara Israel dan Palestina menjadi kontribusi penting dalam upaya perdamaian di sana,” demikian pernyataan pihak Gedung Putih.
Seperti diketahui bahwa perundingan antara Israel dan Palestina mandek sejak September 2010. Pada Januari lalu, kedua belah pihak melakukan perundingan yang diprakarsai oleh Yordania dan negara-negara “kuartet perdamaian” yang terdiri dari Uni Eropa, PBB, Amerika Serikat dan Rusia.
Tujuan perundingan tersebut adalah membujuk kedua negara untuk melanjutkan perundingan damai yang terhenti itu. Namun ternyata, perundingan tersebut justru berakhir tanpa hasil. Muncul tudingan Palestina kepada Israel yang dinilai tidak serius dalam menyusun proposal damai tentang persoalan perbatasan dan keamanan kedua negara. |dtc|