Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono membenarkan telah terjadinya kontak tembak antara prajurit TNI dengan kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) menyusul aksi pengibaran bendera Bintang Kejora di Papua. Kontak tembak itu merupakan aksi memberikan ‘pemahaman’ kepada kelompok separatis.
“Kalau ada pengibaran, kita turunkan. Manakala mereka tidak setuju, akan kita beri ‘pemahaman’ tersendiri,” kata Agus usai upacara kebesaran kenegaraan penurunan Merah Putih memperingati HUT ke-66 RI di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (17/8/2011).
Panglima menegaskan, kebijakan TNI terhadap aksi-aksi gerakan separatisme adalah memberi tindakan tegas dan jelas. Tidak ada toleransi lagi kepada kelompok-kelompok yang selalu mencoba mengganggu keutuhan NKRI.
Meski demikian, aksi persuasif tetap ditempuh. Karena itu tidak ada aksi militer menyusul baku tembak yang terjadi. Yang terutama, katanya, adalah mengajak para aktivis gerakan separatis menyadari bahwa mereka adalah bagian dari NKRI.
“Sebenarnya tidak ada kesulitan bagi kita mengejar mereka. Tapi kita ingin mengajak secara persuasif bahwa mereka adalah bagian NKRI,” sambung Agus.
Aksi pengibaran bendera Bintang Kejora di Papua hampir selalu terjadi setiap menjelang peringatan HUT RI. Bahkan tidak jarang aksi-aksi mempersoalkan integrasi Papua menjadi bagian NKRI melibatkan pihak-pihak dari luar negeri.
“Mereka memang selalu menginginkan perhatian. Aksi mereka lakukan pada dasarnya adalah ingin mendapat perhatian kita saja,” imbuhnya.
|dtc/tn|