Hentakan Gendang dan gemerincing rebana mengiringi tarian yang dibawakan oleh beberapa mahasiswa dan pelajar Indonesia. Mereka melompat, berputar, dan sesekali bergulingan di atas panggung.
Beberapa kali terdengar pekikan khas bak suara seekor hewan pemburu, mengingatkan nuansa alam nusantara dengan hutan, gunung, dan ngarainya. Tari demi tari dirajut rapi berganti-ganti dengan alunan angklung dan kolintang bambu yang mengalun lembut.
Pertunjukan tari itu merupakan bagian dari Malam Pentas Budaya Indonesia yang digelar KBRI Tunisia di Kota Hammamet. Hammamet adalah kota wisata utama di Tunisia. Hotel-hotel berbintang dan restoran mewah berjejer di sepanjang kawasan pantai Yasmine-Hammamet ini.
Kawasan yang tidak jauh dari ibu kota Tunisia ini juga merupakan kawasan hiburan malam paling ramai di Tunisia. Acara malam pentas budaya Indonesia yang dihelat Sabtu (2/7/2011), malam lalu, membuat Hammamet semakin hidup.
Berbagai pusat hiburan anak dan keluarga banyak terdapat di kawasan tempat pementasan malam Indonesia. Hal ini menjadikan malam Indonesia ramai dikunjungi, karena alunan musik bambu yang membuka acara sore harinya merupakan hal yang asing sehingga menggugah rasa ingin tahu wisawatan di Hammanet.
“Tak hanya memanjakan mata dan telinga mereka dengan budaya nusantara, para pengunjung dengan antusias mencicipi sate, martabak, macam-macam penganan, dan bahkan kopi Indonesia. Suasana malam itu berlangsung meriah, tak ubahnya suasana sebuah pasar malam,” kata staf KBRI Tunis, M Yazid, melukiskan kemeriahan pentas budaya tersebut.
Yazid mengatakan, pementasan dibuka menjelang tenggelamnya matahari dengan beberapa nomor musik orkestra bambu tradisional. Setelah itu, giliran tarian tradisional dimulai dengan Tari Puspanjali dari Bali. Satu demi satu nomor lagu dan tarian mengalir diselingi penampilan orkes rebana Tunisia dan badut untuk menghibur anak-anak kecil.
“Saya lihat, tari ini menarik sekali, sangat berbeda dari apa yang saya bayangkan selama ini tentang tarian Asia. Walau saya tahu Asia sangat dinamis, namun baru kali inilah saya menyaksikannya dalam bentuk sebuah tarian,” komentar salah seorang wisatawan yang mengaku berasal dari Prancis.
Tunisia memang salah satu tujuan wisata favorit. Tahun 2008, lebih dari 7 juta wisatawan berkunjung ke Tunisia. Tahun 2009, kunjungan tersebut sempat menurun akibat krisis global dan merebaknya virus H1N1. Angka kunjungan kembali naik tahun 2010, namun kembali mengalami penurunan setelah beberapa negara memberlakuakan larangan berkunjung ke Tunisia bagi warganya semasa terjadinya Revolusi Yasmine. Saat ini beberapa kawasan wisata di beberapa kota utama seperti Hammamet, Jerba dan Sousse mulai terlihat ramai kembali. |dtc|