Pasca kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Kabanjahe Kabupaten Karo (Senin, 6 September) kemarin, Gunung Sinabung pada Selasa (7/9) dini hari pukul 00.40 WIB kembali meletus. Akhirnya, masa tanggap darurat Gunung Sinabung diperpanjang. Tanggap darurat sejatinya berakhir tanggal 9 September. Namun, setelah letusan terakhir, akhirnya tanggap darurat diperpanjang.
“Kemungkinan diperpanjang, karena berakhir 9 September. Tapi melihat situasi seperti sekarang, dan besok sudah tanggal 8, kemungkinan akan diperpanjang. Perkembangnnya tergantung pada keputusan Badan Vulkanologi tentang perilaku Gunung Sinabung,” Demikian disampaikan Menteri Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono, di Istana Wakil Presiden yang dilansir dari berbagai media.
Pada kunjungan SBY ke Karo, Bupati Karo DD Sinulingga melaporkan bahwa dampak dari letusan Gunung Sinabung tidak sampai merusak infrastruktur. “Syukur sampai hari ini letusan gunung Sinabung tidak sampai mengambil korban jiwa, rumah penduduk tidak ada yang rusak, jaringan listrik dan telepon masih berfungsi dengan baik. Lakukan terus pemantauan dan perhatikan kebutuhan para pengungsi,” demikian arahan dari Presiden di Pendopo Rumah Dinas Bupati Karo.
Sementara Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Dr. Surono mengatakan, skenario terburuk yang muncul dari letusan Gunung Sinabung adalah gunung tertinggi di Sumatera Utara tersebut mengajak maraton.
“Dalam rapat telah saya sampaikan bahwa sekenario yang terburuk adalah Sinabung mengajak kita maraton,” papar Surono pada SWATT Online setelah Rapat Evaluasi Penanggulangan Darurat Bencana Alam Gunung Sinabung di Posko Induk Bencana Alam Gunung Sinabung Lantai 8 Kantor Gubernur Sumut.
Maraton yang dimaksud dalam hal ini adalah, lanjutnya bahwa aktivitas letusan gunung Sinabung tidak akan cepat reda akan ada letusan-letusan selanjutnya.
Lebih lanjut Surono menegaskan, bahwa letusan yang terjadi pagi tadi (7/9) merupakan letusan yang terdahsyat. Hal tersebut dibuktikan dengan dentuman dan getaran sampai radius jarak 8 km dan hujan abu yang tidak pernah terjadi sebelumnya di desa Surbakti, pagi ini telah terjadi.
“Diperkirakan, letusan Gunung Sinabung masih akan berlanjut. Oleh karena itu status awas masih kita pertahankan dan radius 6 km masih dianggap steril,” tandasnya. (mes)