MAKASSAR, BKM — Pemerintah Kota Makassar belum memastikan kelanjutan nasib Pasar Sentral Makassar ke depan. Pemkot masih harus menunggu hasil kajian dari para pakar di Universitas Hasanuddin, layak tidaknya renovasi dilakukan.
Sementara itu, ribuan pedagang mulai khawatir akan tersingkir dari Pasar Sentral dan tergantikan oleh pedagang-pedagang baru. Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan.
Pedagang menduga, penguasa dan investor punya kepentingan bisnis di Pasar Sentral. Mereka takut, kasus yang menimpa pedagang Pasar Baru 10 tahun lalu juga terjadi di Pasar Sentral.
“Karena kelihatannya pemkot ini lambat sekali bersikap. Mestinya kan sekarang sudah ada lapak-lapak darurat
untuk kami. Bagaimana kami mau jualan kalau kondisinya seperti ini,” ujar Arni, pedagang Pasar Sentral.
Seperti pedagang lainnya, Arni juga mengaku khawatir akan tersingkir pelan-pelan dari Pasar Sentral. Apalagi, ia mendengar sekarang ini ada banyak pedagang baru yang mulai mengincar lokasi di pasar tua itu.
“Tentumi banyak yang incar ini tempat. Saya dengar malah akan ada investor yang masuk,” ucapnya.
Sulaeman, pedagang lainnya mengungkapkan penolakannya jika Pasar Sentral diambil alih oleh investor. Menurutnya, itu bisa menciptakan konflik baru dan menghilangkan hak-hak pedagang lama.
“Karena pengalaman kalau investor sudah masuk, pasti banyak pedagang lama yang tersingkir. Utamanya mereka yang tidak mampu beli lods,” paparnya.
Sebaliknya pedagang-pedagang baru yang mampu membeli lods akan diprioritaskan. “Itukan yang terjadi di Pasar Baru dulu. Pedagang lama disingkirkan, dan masuk pedagang baru. Itu karena investor hanya pikirkan bisnis,” kata Sulaeman.
Karena itu Sulaeman meminta pemerintah kota agar tidak menjajaki kerja sama dengan investor. Ia berharap, Pasar Sentral ditangani penuh oleh pemkot dan konsisten dengan kesepakatan awal yakni mengucurkan Rp 5 miliar untuk pembangunan lods-lods darurat.
“Soal renovasi permanen kami juga siap menunggu kajian dari pemkot. Yang penting sekarang ada dulu tempat berjualan sementara,” katanya.
Mantan pendamping PK-5 Makassar Mall Supriansa, menegaskan, pemerintah kota untuk sementara harus menahan diri agar tidak berpikir komersial. Yang mesti dilakukan sekarang adalah mencari solusi sementara agar aktivitas pedagang bisa tetap berlanjut.
“Jangan sampai mereka tidak berjualan sampai berbulan-bulan. Itu kerugian besar,” katanya.
Pemkot saran Supri, jangan membiarkan kondisi berlarut-larut. Karena itu bisa memunculkan asumsi bahwa pembiaran itu disengaja agar pedagang lama utamanya PK-5 meninggalkan Makassar Mall dan digantikan oleh pedagang-pedagang yang berstatus non PK-5.
“Soal kajian lalu lintas, sosial atau apapun saya pikir juga perlu. Tapi yang lebih penting sekarang adalah kepentingan sosial mereka. Jangan sampai mereka telantar, tak jelas nasibnya,” terang Supri.
Supri juga mengaku khawatir akan masuknya pedagang-pedagang baru jika pemkot membiarkan kondisi itu berlarut-larut.
Butuh Kajian Komprehensif
Konsultan Tata Kota Makassar Danny Pomanto menilai keberadaan Pasar Sentral Makassar mesti mendapat perhatian serius. Sebaiknya kata dia, pasar tersebut dilakukan pembenahan dan perbaikan melalui kajian secara komprehensif.
“Pasal Makassar Mal ini memiliki sejarah di Makassar sebagai pasar tradisional yang besar. Jadi pemikiran sekarang ini apakah pasar tersebut akan dibangun kembali atau tidak atau ada pemikiran lain. Itu harus dipikirkan sama-sama,” ungkap Danny.
Yang jelas kata dia, jika pasar itu dibangun mesti melalui konsep yang dapat mengakomodir semua permasalahan yang terjadi sebelumnya. “Misalnya keberadaan PK5, soal kemacetan, soal penyediaan tempat, pengelolaan pasar dan lain-lain,” katanya.Dani juga menjelaskan bahwa renovasi sangat perlu dilakukan karena merupakan fasilitas umum dengan berbagai kepentingan. Tapi harus menunggu hasil kajian matang lebih dulu.
“Saat ini kan pemkot sementara meminta Tim Unhas untuk melakukan penelitian terhadap kelayakan bangunan. Inilah yang akan menentukan apakah pasar ini layak dibangun kembali atau tidak,” jelas Danny.
Sumber: beritakotamakassar.com