
Surabaya – Ratusan pemuda dengan mengendarai puluhan sepeda motor mengamuk dan merazia pedagang kaki lima yang berasal dari Lamongan di sejumlah kawasan di Surabaya.
Pantauan detiksurabaya.com, Selasa (13/3/2012) malam, rombongan tak dikenal itu konvoi dan merazia pedagang mulai dari Klampis, Dharmahusada hingga pusat pedagang makanan di Kedungdoro.
Kawasan Dharmahusada sempat mendapat penjagaan ketat dari petugas kepolisian yang melakukan patroli untuk menghindari terjadinya bentrok.
Sebab di kawasan Klampis, sejumlah penutup warung yang bertuliskan Soto Lamongan dicopoti paksa.
Sementara Choirul Huda, pedagang kopi di kawasan Dharmahusada yang ditemui
mengaku, kejadian berlangsun cepat. “Tadi itu sekitar pukul 22.00 WIB tiba-tiba banyak sepeda motor dari arah Prof dr Moestopo. Mereka berhenti di depan warung Soto Lamongan dan langsung melepas spanduk serta mengusir penjualnya agar segera meninggalkan Surabaya,” terang pria asal Tulungagung.
Ratusan pemuda yang kebanyakan menggunakan kaos dan jaket hitam ini usai mencopot dan menyumpahi pedagang soto, kata Huda, langsung pergi. Bahkan
konvoi sempat melakukan aksi blokade jalan raya.
Hal senada diungkapkan Rahmat pedagang terang bulan yang mengaku sempat ketakutan. Ia memilih menggulung spanduknya meski tidak ada tulisan Lamongan. “Saya langsung menggulung setelah kios soto di sebelah saya dirazia,” ujarnya.
Hingga pukul 23.55 WIB, beberapa pedagang masih terlihat berjualan meski sebagain besar sudah menutup lapaknya. Sedangkan aparat kepolisian masih terus melakukan patroli.
Aksi brutal itu diduga buntut penyerangan bonek di Lamongan yang menyebabkan lima orang meninggal saat akan menuju Bojonegoro untuk menyaksikan laga Persebaya lawan Persibo beberapa hari lalu.
Ita, dari pendukung fanatik Persebaya yang biasa dijuluki Bonita mengaku tidak mengetahui kelompok yang melakukan razia. “Tidak ada intruksi sweeping. Tapi teman-teman dendam memang iya. Kami marah karena polisi berat sebelah. Kematian lima yang dikatakan kecelakaan murni itu tidak betul,” kata Ita kepada detiksurabaya.com.
Karena fakta di lapangan dan saksi korban menyatakan sebelum korban jatuh sempat terjadi hujan batu dan pelemparan molotov kearah bonek yang naik kereta barang.
“Polisi harus mengusut tuntas pelaku penyerangan, bukan menyalahkan bonek,” kata Ita yang memiliki nama lengkap Siti Napsiah. dtc