Iran mulai melakukan pengisian bahan bakar untuk pembangkit energi nuklir pertamanya di selatan kota Bushehr.
Seperti yang dilaporkan Press TV, upaya ini akan membantu negara Iran menciptakan listrik yang dihasilkan dari nuklir. Meskipun begitu, pengalihan bahan bakar nuklir ini sedang diawasi oleh Badan Energi Atom Internasional dan para pejabat senior dari Iran dan Rusia.
Beberapa negara Barat telah mempertanyakan apakah bahan bakar nuklir akan digunakan semata-mata untuk listrik atau Iran akhirnya akan mencoba untuk memperkaya uraniumnya sendiri, menyediakan bahan baku untuk senjata nuklir.
Dibutuhkan waktu sekitar dua bulan bagi reaktor tersebut untuk mulai menghasilkan listrik, sementara badan nuklir Rusia mengatakan akan memakan waktu lebih lama dari itu.
Ayatullah Ali Khamenei, pemimpin tertinggi Iran, baru-baru ini menegaskan hak Iran untuk membangun PLTN.
Sementara itu, Direktur Jenderal Rosatom, Badan Energi Atom Negara Rusia, Sergei Kiriyenko, mengatakan bahwa kedatangan bahan bakar nuklir itu menandakan sebuah peristiwa yang sangat penting, yang membuktikan bahwa Rusia selalu memenuhi kewajiban internasionalnya.
Pembukaan pabrik tersebut meminta Gedung Putih untuk mempertanyakan Iran yang terus memperkaya uranium di wilayah perbatasannya. Sedangkan bahan bakar nuklir bekas dari pabrik akan dikirim kembali ke Rusia. Demikian yang dilansir website CNN
“Rusia menyediakan bahan bakar, dan mengambil bahan bakarnya kembali,” kata juru bicara Gedung Putih Robert Gibbs awal bulan ini.
“Saya pikir ini cukup jelas, menggarisbawahi bahwa Iran tidak memerlukan kemampuan pengayaannya sendiri jika niatnya, seperti yang mereka nyatakan, adalah untuk program nuklir damai,” katanya, Jumat (20/8) kemarin
Menurut kantor berita Rusia, RIA-Novosti, menteri luar negeri Rusia Sergey Lavrov berbicara kepada wartawan Rusia di resor Laut Hitam Sochi Kamis (19/08), menepis kekhawatiran Barat tentang fasilitas Bushehr, yang menyebutnya “Jangkar paling penting yang dipegang Iran sampai rezim nonproliferasi”.
Fasilitas Bushehr awalnya dijadwalkan untuk mulai beroperasi pada tahun 2007, tetapi tanggal untuk mengawasi pabrik tersebut telah ditunda beberapa kali karena berbagai faktor teknis, finansial dan politik. (Evy)
Foto : CNN