Proyek pembangunan bendungan Myitsone di Sungai Irrawady yang kontroversial, pasalnya Presiden Burma Thein Sein, memutuskan untuk menunda.
Dalam surat yang dibacakan di depan parlemen, Jumat 30 September, Presiden Thein Sein mengatakan proyek bendungan senilai US$3,6 miliar di negara bagian Kachin itu bertentangan dengan keingingan rakyat dan anggota parlemen.
“Presiden mengirim sebuah pesan yang terdiri dari 10 poin ke parlemen pagi ini. Salah satunya mengatakan bahwa pembangunan bendungan di Irrawady akan ditunda selama masa pemerintahannya,” kata seorang pejabat di parlemen Burma yang tidak bersedia disebutkan namanya kepada kantor berita Reuters.
“Dia mengatakan pemerintahannya lahir dari keinginan rakyat dan harus bertindak sesuai dengan keinginan rakyat,” tambah pejabat tersebut.
Pegiat demokrasi Burma, Aung San Suu Kyi, ikut bergabung dalam kampanye menentang pembangunan bendungan tersebut.
Menurutnya, bendungan Myitsone akan menyebabkan 12.000 orang mengungsi dari 63 desa tempat tinggal mereka selama ini.
Kemana Suu Kyi
Kampanye penentangan atas bendungan dilakukan oleh masyarakat suku bersama pegiat lingkungan dengan alasan akan menyebabkan kerusakan lingkungan yang tidak bisa diperbaiki lagi di sungai utama Burma, Irrawady.
Lagipula sebagian besar dari listrik yang dihasilkan oleh proyek hidroelekrik ini akan dialirkan ke Cina.
Para pengamat mengatakan keputusan Presiden Sein bisa dilihat sebagai kemenangan Aung San Suu Kyi dan kekalahan bagi kelompok elite Burma yang konservatif yang mendapat dukungan dari para investor Cina, yang mendukung proyek bendungan Myitsone.
Pekan lalu, polisi menangkap seorang pengunjuk rasa tunggal yang menentang pembangunan bendungan di depan Kedutaan Besar Cina di Yangoon.
Awal pekan ini, Senin 26 Septemer, aparat keamanan membubarkan aksi unjuk rasa yang menuntut pembebsan tahanan politik dan menentang pembangunan bendungan Myitsone.[sol]