Pemberontak mengklaim merebut beberapa distrik permukiman di kota pelabuhan yang berjarak 750 kilometer sebelah timur Tripoli.
Pemberontak Libya menyatakan mereka bergerak maju di Brega, salah satu kota pelabuhan minyak utama yang menjadi ajang bentrokan baru-baru ini antara pihak oposisi dan pasukan yang setia kepada pemimpin Moammar Gaddafi.
Pemberontak, Kamis kemarin menyatakan mereka merebut beberapa distrik permukiman di pelabuhan yang berjarak sekitar 750 kilometer sebelah timur Tripoli.
Juga terdapat laporan mengenai bentrokan antara kedua pihak di kawasan barat Libya, di dekat kota Misrata.
Dalam perkembangan terpisah hari Kamis, Uni Eropa meningkatkan tekanan terhadap pemerintah Gaddafi dengan memperpanjang sanksi-sanksi terhadap Libya. Uni Eropa menetapkan larangan terhadap perusahaan minyak al-Sharara dan sebuah organisasi urusan administrasi yang terkait dengan pemerintah Libya.
Pemberontakan rakyat Libya dimulai pada bulan Februari. Pemerintah Gaddafi dikritik luas karena menanggapi kerusuhan dan demonstrasi pro-demokrasi dengan penumpasan sengit.
NATO telah melancarkan serangan-serangan udara terhadap pasukan pro-Gaddafi di Libya sejak Maret Hari Kamis, Kantor Berita Perancis mengutip komandan NATO untuk operasi Libya, Letjen Charles Bouchard yang mengatakan pasukan Gaddafi telah melemah dan “tidak lagi mampu melancarkan serangan besar.”
Televisi pemerintah Libya menyiarkan apa yang disebut tayangan gambar anak ketujuh dan terakhir pemimpin Moammar Gaddafi, Khamis, yang direkam hari Selasa. Televisi tersebut menayangkannya beberapa hari setelah pemberontak mengklaim dia telah tewas dibunuh. Pria yang dilaporkan sebagai Khamis Gaddafi diperlihatkan sedang mengunjungi warga Libya yang cedera di sebuah rumah sakit.
Sebelumnya, pemerintah Libya membantah klaim pemberontak bahwa Khamis, komandan salah satu satuan terbaik ayahnya, tewas dalam serangan udara NATO dekat kota Zlitan, Libya barat. Jika video tersebut asli, ini merupakan pertama kalinya dia terlihat di depan umum sejak laporan tentang kematiannya beredar pada hari Jumat.
Sementara itu, Amerika memuji keputusan pemberontak Libya untuk mengatur kembali kepemimpinan mereka setelah pembunuhan misterius pimpinan militer pemberontak bulan lalu.
Pengamat politik Libya, Zaid Akl, dari lembaga penelitian Ahram di Kairo mengemukakan, “Adalah sangat naïf menduga Libya akan bersatu dalam opini atau panji-panji yang sama. Ini tidak akan terjadi. Libya selalu terbagi dalam tiga wilayah.”
Akan tetapi, Akl menambahkan, keinginan bangsa Libya untuk bersatu akan menjadi faktor utama negara itu untuk tetap utuh. Demikian sebagaimana dikutip situs CNN.|SWATT-Online|