Nahas menimpa Iptu Muhammad Hasyim kemarin (9/8). Kapolsek Madat, Kabupaten Aceh Timur, itu harus dirawat di rumah sakit gara-gara dibacok Rusli Basyah, 30, warga Desa Tanjung Dalam, Kecamatan Langkahan, Aceh Utara.
Berdasar informasi dari tempat kejadian, Rusli menaikkan bendera ilegal berwarna merah dengan tulisan bintang bulan dan gambar pedang dini hari kemarin di pekuburan Desa Pantee Bayam, Kecamatan Langkahan. Setelah itu, dengan menenteng parang, pemuda yang dikenal kurang waras tersebut terus mondar-mandir menjaga bendera itu. ”Dia mengancam menghabisi siapa saja yang berniat menurunkan bendera tersebut,” tutur warga setempat.
Kapolsek Iptu Muhammad Hasyim bersama dua anggota langsung mendatangi lokasi begitu menerima laporan tentang ulah Rusli tersebut. Baru tiba di ujung jembatan Desa Matang Guru, mobil Kapolsek dihadang Rusli.
Mobil pun dihentikan dan Hasyim turun. Namun, baru saja Hasyim keluar dari mobil, Rusli membacoknya. Akibat sabetan benda tajam itu, tangan Hasyim nyaris putus.
Sontak, Hasyim dan dua anggotanya melepas tembakan. Namun, bukannya gentar, pelaku malah kalap. Pemuda itu baru bisa dilumpuhkan saat timah panas menembus kaki dan perutnya. Pelaku kini dirawat di Puskesmas Tanah Jambo Aye, Pantonlabu, Aceh Utara.
Kapolres Aceh Timur AKBP Ridwan Usman yang kemarin membesuk Hasyim di Rumah Sakit PMI Lhokseumawe menyatakan, tindakan polisi melumpuhkan korban sudah benar. ”Itu semata-mata untuk membela diri,” katanya.
Dia menegaskan bahwa pelaku tidak gila. Sebelum kejadian, kata Ridwan, polisi mendapat informasi bahwa pelaku akan menghajar semua orang yang mencoba menghalang-halangi pemasangan bendera ilegal tersebut. ”Artinya, dia tidak gila. Tidak mungkin orang gila berencana seperti itu,” ujarnya.
Sumber: jawapos.com