CALANG – Gunong Ujeuen, sebuah kawasan penambangan batu emas di Gampong Panggong, Kecamatan Krueng Sabee, Aceh Jaya kembali merenggut korban nyawa. Kali ini yang menemui ajal adalah Bahari (24), penambang dari Gampong Batee Ro, Kecamatan Teunom, Aceh Jaya. Laki-laki itu dikabarkan jatuh ke lubang galian sedalam 30 meter.
Musibah yang menimpa Bahari terjadi Rabu (16/3) sore sekitar pukul 17.30 WIB. Ini insiden ke-6 yang menimpa penambang batu emas Gunong Ujeuen sejak 2008.
Menurut informasi, hingga saat ini belum ada penetapan status legal terhadap usaha penambangan di Gunong Ujeuen. Kalaupun ada aktivitas penambangan oleh masyarakat, itu dianggap sebagai aktivitas ilegal.
DPRK setempat mendesak Pemkab Aceh Jaya secepatnya menertipkan lokasi penambangan Gunong Ujeuen, sehingga korban jiwa tidak terus menerus berjatuhan. “Pemkab Aceh Jaya harus proaktif memproses pengelolaan usaha penambangan Gunong Ujeuen sehingga legal, baik itu koperasi maupun perusahaan,” pungkas seorang anggota DPRK Aceh Jaya, T Hasyimi Puteh.
Kabag Ekonomi Setdakab Aceh Jaya, Sulaiman kepada Serambi mengatakan, aktivitas penambangan Gunong Ujeuen hingga kini memang belum ada izin. “Pemkab sudah ingatkan untuk tidak lagi menambang di sana, tapi tidak diindahkan,” kata Sulaiman.
Kematian penambang di Gunong Ujeuen bukan cuma disebabkan tertimbun longsor lubang galian, tapi juga akibat malaria, apalagi Krueng Sabe tergolong daerah endemis malaria terparah di Aceh. Setidaknya tercatat empat korban tewas akibat malaria.
Kapolres Aceh Jaya, AKBP Drs Galih Sayudo melalui Kapolsek Krueng Sabee, Iptu Mucktaruddin kepada Serambi, Kamis (17/3) membenarkan adanya musibah menrenggut satu nyawa penambang di Gunong Ujeuen. Korban bernama Bahari itu terjatuh ke lubang galian sedalam lebih kurang 30 meter saat mengambil air.
Dari lokasi kejadian, jenazah Bahari dievakuasi ke RSU Calang untuk kepentingan visum. Selanjutnya, pada Kamis dini hari kemarin, sekitar pukul 01.30 WIB, korban diserahkan kepada keluarganya untuk dibawa pulang ke Desa Batee Ro, Teunom. “Kedalaman lubang galian tempat terjatuhnya korban mencapai 30 meter dari permukaan tanah. Lubang itu sangat panas dan hampa udara,” kata Kapolsek Krueng Sabe.
Korban yang terjatuh tidak sempat tertolong karena kedalamannya yang sangat sulit terjangkau. Menurut sejumlah saksi, korban terjatuh saat mengambil air.
Proses evakuasi korban dari lokasi kejadian berlangsung dramatis dan relatif lama, yaitu dari pukul 17.30 hingga 20.00 WIB. Untuk mengevakuasi dari lokasi ke Calang juga butuh waktu lama karena sulitnya medan yang ditempuh.
Sumber: serambinews.com