
Presiden terpilih Joko Widodo diingatkan agar tidak mengulangi kesalahan SBY dan bisa menghadapi DPR, terlebih DPR nantinya banyak diisi tim Koalisi Merah-Putih (KMP)
“Jokowi jangan mengulang kesalahan SBY,” kata Peneliti Indonesian Institute for Development and Democracy (INDED) Arif Susanto, dalam acara diskusi di Jakarta, Minggu (21/9/2014).
Jokowi, lanjut Arif, harus pintar negosiasi untuk memenangkan pertarungan politik di DPR.”Jadi jagoan negoasiasi, buka jagoan akomodasi. Karena kalau jagoan akomodasi, tidak lebih dari SBY,” ungkapnya.
Namun Arif memuji prestasi SBY, di mana selama 5 tahun, katanya, pemerintahan SBY adalah satu-satunya pemerintahan yang bisa melewati 5 tahun masa pemerintahan pasca Soeharto.
“Tapi kalau anda tanya, seberapa kuat negara ini? Lemah kawan. Lemah,” tegasnya.
Kelemahan negara ini karena SBY memberikan akomodasi, bagi pejabat untuk berkuasa. Seharusnya melakukan negosiasi.”Jokowi harus bernegosiasi sembari menjalankan negara,” tandas dia.
Dengan negosiasi, maka ada hal yang bisa dirundingkan. Yang akhirnya bisa meningkatan keuangan negara, dari beragam sektor.
“Misalnya, kita memiliki sumber daya alam besar tapi nggak punya teknologi untuk ekstraksi. Kemudian kerjasama dengan luar negeri. Tapi kemudian, kalau keuntungan terbesar jatuh ke tangan lain, bukan negara ini. Nah ini tidak bisa dirundingkan. Harus pemerintah yang atur,” tegas Arif. (mtr/sol)