Sepertinya reshuffle kabinet bukan sekadar wacana. Presiden SBY mulai angkat bicara dengan mengatakan “Tunggu tanggal mainnya” ketika ditanya soal reshuffle. Karena reshuffle adalah hak prerogatif presiden, maka jika ada pengurangan jatah parpol di kabinet maka terserah SBY.
“Itu terlalu jauh. Terserah beliaulah,” kata Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Jero Wacik saat ditanya bagaimana jika ada pengurangan jatah parpol saat reshuffle kabinet dilakukan.
Berikut ini wawancara wartawan dengan Jero di Istana, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa (20/9/2011):
Presiden bilang reshuffle tinggal tunggu tanggal mainnya, maksudnya?
Kata siapa?
Kata SBY barusan.
Pada siapa?
Pada wartawan, Pak.
Saya nggak dengar, saya tidak tahu, tanya saja sama beliau.
Artinya sudah ada belum pembicaraan internal soal reshuffle?
Saya tidak tahu, saya tidak pernah dengar langsung.
Tapi selama ini ada pemanggilan untuk evaluasi?
Kalau evaluasi sih selalu. Kalau ada kurang cepat diminta lebih cepat. Kalau ada seperti yang penyerapan anggaran kurang, diminta cepat. Itu, jadi selalu. Malah setiap hari, setiap minggu beliau evaluasi kita-kita. Bahkan tingkah laku kita di jalan juga beliau memonitor ke mana kita pergi, mengadakan apa kita. Seperti kemarin saya menandatangani MOU dengan Gubernur Jatim untuk mempercepat pembangunan Taman Majapahit, itu beliau pasti amati.
Jadi tidak ada masalah kalau reshuffle?
Bagi saya itu hak prerogatif presiden, jadi tidak ada masalah. Kalau beliau memandang perlu, tidak masalah. Karena penanggung jawab terakhir ada di beliau.
Kalau ada pengurangan jatah parpol?
Itu terlalu jauh. Terserah beliaulah.
Demokrat?
Apalagi presiden, karena ketua dewan pembinanya Bapak Presiden maka Demokrat tidak boleh ikut campur. Beliau tahu persis kader-kader Demokrat mana yang pantas jadi menteri. Beliau tahu semua gerak-gerik dan prestasi dari para kadernya. Kader luar termasuk menterinya 6.
Hasil survei yang terus turun, pendapat Demokrat?
Begini, kan kita sudah biasa menghadapi survei yang naik turun. Pada saat tertentu pemerintah sudah bagus, rakyat menilai ini sudah baik, survei naik. Saat tertentu rakyat nilai tidak baik, survei ada yang kurang-kurang, turun surveinya. Kita sudah biasa. Sepanjang kita jadikan itu jadi masukan dan kalau turun kita perbaiki lagi, nanti naik lagi.
Yang survei LSI itu obyektif tidak?
LSI yang mana? Kalau Lingkaran saya harus seleksi lagi.
Obyektif tidak?
Kalau pendapat saya pribadi, kalau Lingkaran perlu disaring lagi. Mungkin ada satu dua yang benar, kita mesti cek dulu apa pertanyaannya. Kalau pertanyaannya apa wartawan suka hidupnya tidak sejahtera? Pasti jawabannya tidak suka kan? Tapi sekarang wartawan merasakan gak dibandingkan 5 tahun lalu, maka disitu bisa obyektifkan. Kalau ditanya apa masih kurang? Semua orang merasa kurang. Ada yang punya Innova ingin punya Mercy.
Demokrat merasa di survei itu ada titipan?
Saya tidak tahu soal titipan. Tapi begini, kalau melihat survei kan tidak hanya sekali ini saja. Ada banyak lembaga survei, jadi kt sudah tahu. Dari tahun ke tahun, malah tiap 3 bulan. Jadi semua saya baca. Kita tahu mana lembaga survei yang perlu kita berikan coefficient of confidence nilai 100 maka berani kita pakai ini, kalau 70, mana yang 40, ini perlu kita lihat.
LSI nilainya berapa?
Saya tidak tahu itu.
Kritikan publik terus mengalir, berpengaruh tidak ke internal Kabinet Indonesia Bersatu II?
Ada yang berpengaruh, ada yang tidak. Ada dua cara orang menanggapi kritikan-kritikan dari masyarakat. Ini kalau saya, satu, saya akan lihat siapa yang ngomong, siapa yang kritik. Kalau orang itu yang ngomong, tingkat obyektifnya bagaimana? Saya dengarkan baik2, oh ya.. oh ya….
Misalnya si ini, dia itu dulu kan jadi menteri, dia lakukan apa? Begitu kan? Kalau dia belum pernah jadi menteri maka mungkin dia belum tahu bahwa sulit mengurus kemungkinan, mungkin anggarannya kecil. Tapi kalau dia pernah jadi menteri seharusnya dia nggak ngomong begitu, karena dia tahu sulitnya. Itu cara saya berpikir. Jadi tidak semua kita percaya begitu saja.
3 Tahun ke depan apa yang kita butuhkan?
Kerja lebih keras, fokus. Saya punya keyakinan dengan leadership Presiden akan lebih baik. |dtc|