Sebagai praktisi media dan Ketua PWI Yogyakarta, Drs Sihono HT, prihatin dengan informasi menyesatkan yang ditayangkan media, khususnya media televisi. Sihono juga sedih dengan informasi yang beredar melalui SMS dan televisi.
Hal itu disampaikan ketika menghadap Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di Gedhong Wilis Kepatihan, Yogyakarta, Selasa (9/11), dalam rangka perkenalan Pengurus PWI Yogyakarta periode 2010-2015. Sihono didampingi jajaran pengurus PWI Yogyakarta di antaranya Asril Sutan Marajo (Dewan Kehormatan PWI), Primaswolo Sujono (Sekretaris) dan Wakil Ketua Bidang PWI Yogyakarta.Sri Sultan HB X merasa kasihan dengan masyarakat.
“Karena mereka membutuhkan ketenangan dan terhindar dari rasa takut. Untuk itu masyarakat diharapkan dapat terfasilitasi dengan baik dalam memperoleh informasi,” ungkap Sultan HB X.
Pada kesempatan itu, Gubernur DIY berharap agar media tidak sekadar menyuguhkan berita yang up to date dan faktual, tetapi juga mendidik masyarakat agar tidak sekadar tahu informasi. “Namun bisa menjadi subyek dari proses yang berlangsung dan kritis dalam melangkah,” terang Gubernur DIY lagi.
Lebih lanjut Sri Sultan HB X mengatakan, melalui peran media tidak hanya mendorong pemerintah menjadi akuntabel, tapi masyarakat juga akuntabel. Termasuk kelompok-kelompok masyarakat, institusi-institusi formal, dan lainnya.
Sultan HB X pun berharap, penayangan berita-berita dan isu-isu untuk membentuk opini, terutama oleh media visual, tidak terjadi pada media cetak. ”Saya tidak mengerti, mengapa masih ada yang tega untuk pengaruhi masyarakat. Mungkin terlalu banyak kepentingan. Tujuannya apa saya tidak tahu,” ujar Gubernur DIY.(affan)