Perampokan bersenjata api (senpi) kembali terjadi. Sebuah rumah mewah di Desa Ateuk Jawo, Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh dirampok enam pria, seorang di antaranya menggunakan senpi laras pendek, Senin (23/8), sekira pukul 09.45 WIB. Pemilik rumah, Ny Mawar diikat, kemudian 60 mayam emasnya, sebuah laptop, dan sejumlah kartu ATM dilarikan komplotan perampok tersebut menggunakan mobil milik sales yang kebetulan sedang menawarkan barang dagangannya di rumah itu.
Berdasarkan informasi dihimpun Serambi di lokasi kejadian, saat itu Ny Mawar yang bekerja sebagai wakil kepala salah satu SMP di Kecamatan Leupung, Aceh Besar, sedang sendirian di rumah. Suaminya Mulyadi, karyawan PT Perkebunan di Kalimantan sedang di Jakarta, sedangkan seorang anak perempuannya sedang pergi kuliah. “Saat itu datang dua orang sales menawarkan alat penyulingan air bersih. Ketika alat itu dites dan dibuka pintu dapur agar terang, komplotan perampok bergegas masuk. Seorang di antaranya menggunakan senjata api laras pendek. Semua mereka menggunakan penutup wajah.
Saat itu korban disekap, diikat, dan dipaksa untuk menunjukkan barang-barang berharga miliknya,” ucap sumber Serambi di lokasi kejadian. Menurut sumber itu, setelah berhasil merampas perhiasan emas berbentuk gelang, dan cincin, serta meminta berbagai jenis ATM, lengkap nomor pin korban, perampok ini langsung naik ke lantai dua rumah itu. Di kamar lantai dua, perampok mengambil sebuah laptop. Sedangkan seorang sales sempat disayat daun telinganya dengan pisau oleh pelaku, sehingga mengeluarkan darah dan tercecer di ruang tamu. “Emas mungkin sekitar 60 mayam.
Setelah mengambil barang-barang semua, mereka melarikan menggunakan mobil sales itu,” jawabnya. Di Aceh, satu mayam emas setara dengan 3,33 gram. Per mayam, harganya sekitar 1 juta. Dengan demikian, kerugian Ny Mawar akibat perampokan emas perhiasannya mencapai Rp 60 juta. Syok berat Selain informasi tersebut, tak banyak keterangan yang diperoleh wartawan di lokasi kejadian. Pasalnya, keluarga korban sibuk melayani Ny Mawar yang kelihatan syok berat di sebuah kamar. Sesekali perempuan ini meronta-ronta karena mengingat peristiwa yang baru saja menimpanya. Amatan Serambi, sebuah kamar rumah itu berantakan diobrak-abrik kawanan perampok. Sedangkan di ruang tamu tampak ceceran darah bekas sayatan dengan pisau telinga seorang sales. Sekira pukul 12.00 WIB kemarin, anggota Polda Aceh datang ke tempat kejadian, sedangkan sebelumnya Kapolsek Baiturrahman Iptu Abdul Muthalib serta anggota, dan Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Armensyah Thay, beserta anggota juga datang ke lokasi untuk melakukan olah TKP, namun belum dilingkari dengan polisi line (garis polisi).
Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Armensyah Thay menyebutkan kedua sales itu bernama Mustafa dan Masrun. Seorang di antaranya kenal lama dengan Ny Mawar, namun sudah lama tak bertemu. Ketika itu, Ny Mawar membuka pintu dapur agar terang saat kedua sales memperagakan cara kerja alat penyulingan air itu. “Nah, ketika itulah komplotan perampok masuk. Seorang di antaranya menggunakan senpi laras pendek, sedangkan lima kawannya menggunakan parang dan pisau. Ny Mawar disekap dan diikat, serta dipaksa menujukkan barang berharga miliknya. Uang milik kedua sales ini Rp 2 juta serta kunci mobil mereka juga ikut diambil, bahkan daun telinga Mustafa disayat dengan pisau,” kata Kapolresta menjawab wartawan. Didampingi Kasat Narkoba AKP Aliluwis, Kapolresta mengatakan seusai menjalankan aksi tersebut, komplotan perampok langsung melarikan diri menggunakan mobil Kijang kapsul BK 1514 XF milik sales di Jalan Tandi. Sedangkan kedua orang sales, meski seorang di antaranya masih berdarah di telinga, tetap berupaya melaporkan peristiwa itu ke Polsek Baiturrahman. Hingga kemarin keduanya masih dimintai keterangan di polsek setempat. “Emas yang berhasil dibawa kabur 60 mayam emas, empat unit hp, dan sebuah laptop. Kami sedang melakukan penyelidikan terhadap kasus ini, termasuk memintai keterangan kedua sales itu,” kata Kapolresta Banda Aceh. Dikatakannya, meski selama puasa, pengamanan di pusat pasar, toko emas, dan bank kian diperketat untuk mencegah kriminalitas, namun warga diimbau harus lebih berhati-hati. “Misalnya tidak memakai perhiasan berlebihan atau mencolok saat ke pasar.
Sedangkan jika ada orang tidak dikenal datang ke rumah, jangan cepat dipercaya,” imbau Kapolresta. Berdasarkan catatan Serambi, selama bulan puasa ini, perampok bersenjata juga beraksi di jalur Geumpang (Pidie)-Tutut (Aceh Barat) pada Selasa (17/8) dini hari. Ketika itu, komplotan bersenpi laras panjang menggunakan penutup wajah (sebo) menghadang dan merampok rombongan keluarga pengendara mobil pribadi yang melintas di jalan tersebut. Korban yang merupakan warga Meulaboh itu dipaksa masuk ke jurang, kemudian pelaku melarikan mobil beserta isi di dalamnya.
Sumber: serambinews.com