Di antara antrian panjang penumpang pesawat terbang di Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, langkah kaki pria ini terlihat tergesa. Bergesa berebut masuk dengan penumpang lainnya, saat sendal yang dipakainya putus, ia tak lagi peduli. Memakai topi, wajahnya jarang terlihat menghadap ke depan. Dua tanganya dilipat ke depan berbalut sebuah jaket. Ya, perlakuan terhadap pria bertubuh sedang itu agak berbeda. Pasalnya saat memasuki ruang check-in Bandara, Sabtu (31/7) siang, ia digiring oleh dua polisi berpakaian sipil.
Dua tangannya tak bisa aktif sebab polisi menggarinya dengan sebuah borgol. Agar kehadiran pria yang diketahui berinisial RS itu tidak mencurigakan, polisi terpaksa membalut borgol yang mengikat pria itu dengan sebuah jaket.
“Dia salah satu pelaku pembobolan brankas yang di aviari,” sebut Kepala Unit Kejahatan dan Kekerasan Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resort Kota Barelang, Ajun Komisaris Maryon pada POSMETRO di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Sabtu (31/7) siang.
RS terkesan licin selama pelariannya sejak peristiwa pembobolan toko sembako Te Kwan Lie (40) alias Ameng di Blok C3 Nomor 4 Kompleks Pasar Aviari Senin (21/6) dinihari lalu.
Bahkan selama pelariannya itu, residivis yang pernah divonis empat tahun penjara dengan kasus yang sama ini sering berpindah lokasi. Terakhir, polisi mengendus keberadaannya di Pekanbaru.
“Tidak gampang nangkap dia. Apalagi keberadaanya sudah di luar Kota Batam,” kata Maryon. Namun dari berbagai informasi, akhirnya tersangka berhasil ditangkap di kediaman saudaranya di Pekanbaru, Jumat (30/7) malam.
Usut punya usut, ternyata polisi yang meluncur ke Pekanbaru terbagi dari dua tim. Alhasil, dari daerah tersebut, dua kawanan garong spesialis pembobol brankas itu berhasil diciduk.
Kendati berhasil meringkus dua begundal itu, tapi polisi masih harus kerja keras lagi karena tiga pelaku lainnya masih dalam pengejaran. Saat ditemui POSMETRO, tersangka RS tak banyak buka mulut.
Hanya saja, ia memang mengaku pernah divonis empat tahun penjara. Setelah menghirup udara bebas, akhir tahun lalu, ia merasa luntang-lantung mengidupi istri dan dua anaknya.
Hingga akhirnya ia nekat menggondol uang Rp130 juta dalam brankas milik korban. “Istri dan anak saya ada di Batam,” katanya seraya menjelaskan kalau istri dan anaknya itu juga tidak mengetahui tempat pelariannya itu.
Sampai di Bandara Internasional Hangnadim Batam, RS menjadi tontonan pengunjung dan para sopir taksi serta pegawai bandara tersebut. Pasalnya RS mendapat kawalan ekstra ketat oleh aparat polisi berpakaian preman.
Begitu keluar dari ruang kedatangan, lelaki yang terlihat kucel tersebut langsung digiring dengan gerakan cepat ke mobil Toyota Lite Ace putih. Di dalam mobil itu sudah menunggu sejumlah polisi tanpa seragam dinas.
Kendati ditanyai beberapa kali, namun RS tetap bungkam, tak sepatah kata pun yang terlontar dari mulutnya.
Setelah pria ini masuk, mobil pun melaju cepat meninggalkan Bandara Internasional Hang Nadim Batam.
Hingga berita ini ditulis, Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Komisaris Agus Yulianto belum mau berkomentar perihal keberhasilan anak buahnya itu. Bahkan Kepala Kepolisian Resort Kota Barelang, Komisaris Besar Eka Yudha Satriawan juga belum menjawab.
(rozi juhendra/ams)
Korban: Sudah Saya Ikhlaskan…
Sementara itu, di rumah korban di Toko Maju Laris yang beralamat di Blok C3 nomor 4 kompleks Pasar Aviari milik Te Kwan Lie (40) alias Ameng, situasi toko tersebut dari pagi cukup ramai. Saat POSMETRO singgah ke sana kemarin, nampak Ameng tengah mondar mandir melayani pengunjung. Nampak juga sang istri Siangcu selalu setia membantu usaha yang dirintis suaminya sejak 10 tahun silam itu.
Tak banyak kata-kata yang keluar dari mulut Amenng saat wartawan mencoba berkomunikasi dengannya. “Belum ada kabarnya pelaku pembobolan brangkas, itu sudah lama,” ujarnya sambil terus mengangkat barang miliknya.
Di tengah situasi yang minim pembicaraan itu, lantas mencair saat wartawan memberi informasi kalau pelaku pembobolan sudah tertangkap. “Hah… sudah ketangkap? Ya syukurlah, itu sudah lama sekali,” ujar Ameng dengan mata mulai berbinar.
Bahkan selama ini pria itu mengaku sudah menyerahkan kasus ini ke polisi, dan tak ada yang dilakukan selain berdoa. Dia juga telah mengikhlaskan uang yang pernah digarong si rampok. “Belum dikasih tahu, dulu juga kan saya sudah bilang, yang penting dulu surat penting sudah ketemu. Kalau uangnya mau diapakan lagi…. paling sudah tidak ada,” katanya.
Siangchu berucap syukur karena pelaku ditangkap. “Kami belum tahu, biarlah diproses polisi,” kata Siangchu alias Acu.
Ditanya apa yang akan dilakukan kalau ternyata pelaku adalah orang yang dikenalnya, Ameng mengatakan, hal itu tergantung nanti. “Mungkin pelaku sedang kepepet kebutuhan, kalau orang dekat saya cuma pengen tahu apa maunya dari saya,” katanya lagi.
Ameng cuma berharap kejadian ini tak terulang lagi. Terutama ke sekuriti setempat, lagian kita kan sudah bayar juga uang keamanan tiap bulan, ini yang pertama dan yang terakhir, “ harapnya.
sumber: posmetrobatam.com