Lima belas mayat pria ditemukan di pusat perbelanjaan di kota Acapulco. Mayat-mayat itu diduga menjadi korban dalam aksi perang narkoba terbaru di Meksiko.
Penemuan mayat tersebut bermula saat polisi menerima laporan kebakaran pada Sabtu dini hari. Namun, bukan kebakaran yang dijumpai, melainkan lima mobil yang ditinggalkan dan 15 tubuh laki-laki, dengan 14 di antaranya dalam keadaan terpenggal.
Saat ditemukan mayat tersebut, polisi mendapatkan secarik pesan yang ditinggalkan di sekitar mayat-mayat tersebut, tertulis tanda “El Chapo’s People”, yang merujuk pada kartel narkoba Sinaloa. “Kartel tersebut dipimpin Joaquin ‘El Chapo’ Guzman”, kata Monreal Leyva, Direktur Investigasi Guerrero.
“Mereka ditemukan dipinggir jalan pusat perbelanjaan Plaza Senderos dengan 15 mayat terpenggal berjenis kelamin laki-laki, berusia 25-30 tahun. Kepala mereka telah ditemukan di satu tempat, terkecuali satu yang hampir terputus dari tubuhnya, serta ada bekas luka projektil dari senjata api,” tutur Leyva.
Pembunuhan itu merupakan catatan baru dalam pembantaian sadis antarkelompok yang telah meneror sebagian besar wilayah Meksiko akibat peperangan antar kartel narkoba.
Sebagai informasi tambahan, sejak tahun 2006 lalu, lebih dari 300.000 orang telah terbunuh saat pemerintah Presiden Felipe Calderon melakukan perang besar-besaran menggunakan kekuatan militer terhadap kelompok narkoba. Dan pada tahun lalu tercatat 12.000 pembunuhan akibat dari kekerasan narkoba.
Guerrero, negara bagian sebelah barat daya tempat Acapulco berada, merupakan markas kartel narkoba La Familia yang terkenal sadis, yang melakukan perang dengan kelompok Zetas serta sekutunya Pacifico Sur. Pacifico Sur dituduh atas penculikan terhadap 20 pelancong Meksiko pada 30 September lalu. Kartel Pacifico Sur menyebutkan bahwa penculikan itu salah tangkap karena mengira para perlancong itu merupakan anggota La Familia. Mayat para pelancong tersebut kemudian ditemukan terkubur sebulan kemudian dalam kuburan masal di dekat Acapulco.
Pemimpin geng spiritual La Familia, Nazario Moreno, telah dilaporkan terbunuh pada 9 Desember dalam tembak-menembak dengan aparat keamanan Meksiko di kota kelahirannya di negara bagian barat Michoacan. Namun, mayatnya tidak pernah ditemukan.
Kelompok yang secara khusus menjual narkoba sintetis seperti sabu-sabu itu pada Oktober 2005 menggelindingkan lima kepala manusia ke lantai dansa klub malam. Di antara kepala tersebut ada pesan tertulis yang menyatakan bahwa La Familia tidak membunuh perempuan atau anak kecil. “Hanya yang harus mati akan mati. Semua harus mengetahui bahwa ini adalah keadilan suci,” demikian isi pesan itu.
Pembunuhan dan pembantaian menjadi semakin umum terjadi di Meksiko bersamaan dengan menyebarnya perang pemberantasan narkoba. Pada akhir Agustus lalu, 72 imigran diculik dan dibunuh di peternakan di negara bagian utara Tamaulipas.
Pada Oktober 2010, beberapa orang bersenjata api menewaskan 14 orang dalam pesta di kota perbatasan utara Ciudad Juarez. Sehari kemudian 13 manula dibunuh dalam serangan serupa di pusat detox di kota perbatasan Tijuana. Tubuh para korban pembunuhan juga ditemukan dalam kuburan massal, termasuk 55 mayat di Guerrero pada Juni dan 51 mayat di utara Nuevo Leon pada Juli.
Tak hanya sejak perang akti narkoba dilakukan pemerintah, banyak terowongan bawah tanah ditemukan sebagai jalur distribusi narkoba antar negara, Meksiko didera oleh banyak kartel narkoba yang telah menjadi akut dan sulit diberantas meski telah menelan ratusan ribu orang dalam upaya perang anti narkoba|BBC|ade
Foto : BBC