Melalui momentum peringatan Hari Pahlawan, diharapkan rasa kesetiakawanan sosial sebagai anak bangsa dapat tumbuh dan berkembang, yang pada akhirnya dapat digunakan sebagai salah satu modal untuk menyelesaikan masalah bangsa.
“Saya yakin, apabila seluruh elemen bangsa memiliki kesadaran untuk mengamalkan semangat nilai kepahlawanan dalam kehidupan sehari-hari, maka rasa kesetiakawanan sosial dengan sendirinya akan meningkat,” kata Menteri Sosial DR. Salim Segaf Al Jufri, MA dalam sambutan tertulis yang dibacakan Gubernur AAU Marsda TNI Srua Andreas pada peringatan Hari Pahlawan Provinsi DIY di Pagelaran Keraton Yogyakarta, Rabu pagi (10/11), yang sebelumnya membacakan teks Pancasila.
Sementara itu, UUD 1945 dibacakan Laili Anandiya Ardisinta siswi SMAN 3 Yogyakarta dan anggota Paskibraka Provinsi DIY 2010, dan pesan-pesan Pahlawan dibacakan Riski Arindya siswi SMAN I Wates Kulonprogo. Pada kesempatan itu, Marsda TNI Srua Andreas mengajak mengheningkan cipta selama 60 detik untuk mengenang perjuangan para pahlawan. Upacara peringatan Hari Pahlawan Provinsi DIY sedianya akan dilaksanakan di Alun-alun Utara Yogyakarta, namun mengingat kondisi masa tanggap darurat Gunung Merapi belum ada tanda-tanda berakhir, upacara lantas dilaksanakan di Pagelaran Kraton Yogyakarta .
Lebih lanjut Mensos mengatakan, rasa kesetiakawanan sosial saat ini sangat diperlukan, apalagi ketika mengalami musibah bencana alam seperti banjir, gunung meletus, tanah longsor dan sebagainya.
“Selain itu, dengan adanya rasa kesetiakawanan sosial yang diwujudkan dengan saling menghargai, menghormati, tolong-menolong, maka tidak akan mudah terprovokasi untuk melakukan tindakan anarkis yang dapat mengganggu keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia ,” kata Mensos Salim Segaf.
Kesetiakawanan sosial yang dilandasi semangat nilai kepahlawanan, menurut Mensos RI , sesuai tema peringatan Hari Pahlawan, yaitu “Dengan Semangat Nilai Kepahlawanan Kita Tingkatkan Kesetiakawanan Sosial”. Juga dapat mempererat jalinan persatuan dan kesatuan bangsa untuk dapat menghadapi berbagai tantangan, termasuk masalah kedaulatan negara.
“Untuk itu, marilah kita merapatkan barisan berjuang membangun negeri untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Sehingga bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa bermartabat yang dapat berdiri sejajar dengan negara lain di dunia serta keutuhan NKRI dapat terus terjaga,” ujar Mensos.
Usai upacara Gubernur AAU Srua Andreas beserta Muspida DIY dan sejumlah pejabat, menuju Taman Makam Pahlawan Kusumanegara untuk melakukan ziarah, berdoa, dan tabur bunga. (affan) 30 Ribu Pengungsi Padati Amal Usaha Muhammadiyah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Selasa pagi(09/11) mencatat jumlah pengungsi yang tersebar di sekitar Merapi mencapai jumlah 320.090 orang.
Sejumlah 30.130 orang di antaranya memadati lokasi pengungsian yang dikelola warga Muhammadiyah. Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) mencatat, jumlah pengungsi pada lokasi pengungsian yang dikelola warga Muhammadiyah kecenderungannya bertambah. Kenaikan terbesar ada di Posko Sleman dan Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Basin Kebonarum(2.000 orang) serta PCM Jatinom Klaten sebanyak 1.420 orang.
Sebanyak 750 orang pengungsi juga memasuki pengungsian yang dikelola warga Muhammadiyah di Bantul. Bahkan ada yang sudah memasuki wilayah Gunung Kidul yang jaraknya relatif jauh dari asal pengungsi. Sementara itu, lokasi pengungsian di Magelang yang dikelola warga Muhammadiyah sejak 26 Oktober 2010, Jum’at dinihari sudah mundur ke selatan kota Muntilan, Ngluwar dan di sekitar Borobudur .
Tim kesehatan khusus Bencana (Disaster Medical Commite) di bawah koordinasi MDMC merespon, dengan menambah kekuatan dan mendesain pelayanan baik pelayanan yang mendampingi lokasi pengungsian, juga layanan klinik mobil. Tim RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta menyisir lokasi pengungsian swadaya warga Muhammadiyah di barat dan selatan DIY.
Tim RS PKU Muhammadiyah Bantul menyisir di area tengah Yogyakarta . Tim RS PKU Muhammadiyah Gombong membuka layanan klinik tetap di Stadion MaguwoharjoSleman. Tim RS PKU Muhammadiyah Lamongan dan RS Aisyiyah Malang menyisir area pengungsian di Prambanan dan Jogonalan Klaten. Tim Pendampingan Psikososial MDMC terdiri dari 40 orang relawan tsunami Aceh, gempa bumi Yogyakarta, Tasikmalaya dan Sumatera Barat, dengan didukung Angkatan Muda Muhammadiyah lokal, mahasiswa psikologi Perguruan Tinggi Muhammadiyah beserta mubaligh Majelis Tabligh, telah memulai pendampingan di lokasi pengungsian. (affan)
foto :ilustrasi/jurnalis-itcischool.blogspot.com