
Pernyataan bersama para Menteri Luar Negeri di kawasan Asia Tenggara akan segera dikeluarkan setelah rangkaian kunjungan Menlu Marty Natalegawa selama dua hari ke sejumlah negara ASEAN, kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Michael Tene.
“Dalam waktu yang tidak lama, pernyataan ASEAN akan dikeluarkan oleh ketua ASEAN yang dalam hal ini adalah Menteri Luar Negeri Kamboja,” kata Michael Tene di Jakarta, Jumat.
Pernyataan bersama tersebut akan mengedepankan prinsip mendasar yang sifatnya “all weather” atau berlaku dalam situasi apa saja, terutama terkait konflik Laut China Selatan. Tene menambahkan jika pernyataan tersebut dikeluarkan berdasarkan pada satu kejadian tertentu, maka sifatnya bisa berubah-ubah.
“Namun prinsip yang akan dikeluarkan itu sifatnya sangat mendasar, mengenai sikap ASEAN terhadap masalah Laut China Selatan,” katanya.
Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa melakukan kunjungan dua hari ke Filipina, Vietnam, Pnom Penh dan Singapura untuk bertemu dengan para menlu negara-negara tersebut dalam membicarakan masalah pernyataan bersama Menlu ASEAN. Selain itu, Marty juga melakukan pembicaraan melalui telepon dengan menlu negara anggota ASEAN lain guna mencapai sebuah kesepakatan bersama.
Terkait masalah konflik Laut China Selatan, Marty telah mengajukan enam poin penting termasuk mengedepankan pentingnya Deklarasi Perilaku Semua Pihak, garis besar yang sudah disepakati pada 2011, penyelesaian masalah berdasarkan pada hukum internasional dan Hukum Laut Internasional 1982, penyelesaian pembahasan Kode Etik dan sikap menahan diri serta tidak menggunakan kekerasan dalam penyelesaian.
Laut China Selatan menjadi isu sensitif karena China mengklaim seluruh kawasan tersebut menjadi bagian dari negaranya. China mengaku memiliki hak atas Laut China Selatan sejak 2.000 tahun lalu.
Sementara itu, Filipina juga mengklaim wilayah Scarborough Shoal menjadi bagian dari negaranya. Selain Filipina, Vietnam juga menyatakan telah menguasai wilayah Paracel dan Spratly sejak abad 17.
Laut China Selatan ditengarai menyimpan cadangan minyak bumi sebanyak 1,2KM kubik atau setara dengan 7,7 miliar barel, selain potensi gas alam sebesar 7.500Km kubik.
Tidak hanya itu saja, dua per tiga perjalanan kargo dunia melintasi Laut China Selatan untuk hal perdagangan. Hal itu yang menyebabkan kawasan tersebut menjadi perebutan oleh sejumlah negara. (ant)