Pada hari selasa (17/5) kemarin Iran dengan tegas membantah mengenai pertukaran informasi teknologi rudal balistik dengan pihak Korea Utara serta informasi mengenai laporan yang dirilis baru-baru ini oleh PBB adalah merupakan “propaganda politik.”
Para delegasi PBB mengatakannya di hari Minggu yang menduga bahwa Korea Utara dan Iran telah bertukar teknologi informasi di bidang rudal balistik, sesuai laporan PBB dan Cina nyang sedang berusaha untuk mencegah terjadinya publikasi.
AFP melaporkan, Juru bicara Departemen Luar Negeri Iran, Ramin Mehmanparast mengatakan “Kita selalu membantah (…) propaganda politik terkait dengan kerja sama antara Iran dan Korea Utara tentang transfer teknologi rudal balistik.”
Mehmanparast Selasa menegaskan bahwa “informasi ini tidak akurat. Tingkat teknologi yang kita miliki menjadikan kita tidah butuh teknologi atau bagian penting dari teknologi dari negara lain di bidang rudal..”
Korea Utara dan Iran menjadi sasaran sanksi PBB karena program nuklir mereka.
Laporan yang disusun oleh tujuh ahli mengungkapkan bahwa peralatan terlarang dibawa melalui “negara ketiga di dekatnya,” dengan tidak menyebutkan namanya.
Menurut diplomat, mungkin sekutu negeri ini Cina paling dekat ke Korea Utara. Pengamat Militer Barat mengatakan bahwa beberapa teknologi rudal Iran berbasis pembuatan teknologi rudal Korea Utara, khususnya rudal Shahab-3 rudal balistik dengan kisaran jangkauan sekitar dua ribu kilometer, yang mungkin jiplakan rudal Nodong, Korea Utara.
Negara-negara Barat mencurigai Iran berusaha memperoleh senjata nuklir di belakang program nuklirnya dan ruang angkasa yang menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat internasional, yang selalu dibantah Teheran.