Setelah terbengkalai selama satu tahun lebih, para juru runding Israel dan Palestina dijadwalkan melakukan pembicaraan damai pada Selasa (3/1) di ibukota Yordania, Amman. Dalam pertemuan di Amman itu, para mediator internasional akan mendampingi juru runding Israel Yitzhak Molcho dan utusan Palestina Saeb Erekat. “Upaya Yordania ini merupakan upaya terakhir untuk memperbaiki situasi,” kata Erekat dalam jumpa pers di Ramallah, menjelang dimulainya perundingan.
“Kami berharap pemerintah Israel akan menghargai upaya Yordania dengan menghentikan pembangunan permukiman dan menerima konsep solusi dua negara,” tambah Erekat seperti dikutip AP. Wartawan BBC di Yerusalem Kevin Conolly mengatakan kedua pihak sejauh ini enggan memprediksi kemungkinan tercapainya hasil signifikan dalam perundingan kali ini. Dia menambahkan prioritas utama kedua negara adalah menghindari saling menyalahkan jika proses perundingan ini kembali terhambat.
Yordania menjadi tuan rumah perundingan Israel-Palestina sebagai bagian dari upaya untuk menggelar pembicaraan damai langsung antara kedua negara. Para juru runding Israel dan Palestina akan melakukan pembicaraan bilateral. Dalam waktu sama, empat mediator, Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia dan PBB juga menggelar pembicaraan.
Empat mediator, atau kerap disebut Kuartet menegaskan Israel dan Palestina harus mencapai sebuah kesepakatan sebelum akhir bulan Januari. Namun, perwakilan Hamas yang mengusai Jalur Gaza mengutuk rencana perundingan tersebut.
“Pertemuan itu akan melanjutkan kebijakan yang gagal. Kami menuntut Otorita Palestina menghentikan dan memboikot segala jenis perundingan yang secara politik sangat berbahaya,” kata juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri kepada Reuters.
Seperti diketahui, pembicaraan langsung antara Israel dan Palestina terhenti pada September 2010. Palestina menghentikan perundingan sebagai protes pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat. Sebanyak 500.000 warga Yahudi tinggal di berbagai permukiman di wilayah pendudukan. Pembangunan permukiman ini sebenarnya melanggar hukum internasional, namun Israel tetap melakukan pembangunan. |bbc|