
Sukhoi Superjet100 bernomor penerbangan RA 36801 hilang di atas wilayah udara Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat.
Pesawat komersial perdana besutan Sukhoi asal Rusia itu hilang setelah sudah beberapa kali joy flight dari Bandara Halim Perdanakusumah.
“Hari ini sudah beberapa kali joy flight, sekitar 2-3 kali,” jelas Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Bambang S Ervan, Rabu.
Joy flight ini bertujuan memperkenalkan pesawat ini pada maskapai pemesan di Indonesia. Bambang menyebut pemesan pesawat sipil Sukhoi ini adalah Kartika Airlines dan Sky Aviation.
“Ya itu rencananya memang akan memperkenalkan pada perusahaan yang melakukan pemesanan,” jelas Bambang.
Berdasarkan informasi dari situs resmi PT Sky Aviation, Rabu (9/5/2012), realisasi pembelian ini terjadi pada 16 Agustus 2011 lalu. Ada 12 unit pesawat yang dipesan oleh perusahaan ini.
Hari ini, pesawat ini melakukan beberapa kali joy flight di kawasan Jakarta dan Bogor. Namun, pada saat joy flight yang ketiga, pesawat tersebut hilang kontak. Sekitar pukul 15.00 WIB, sang pilot yang berasal dari Rusia telah menghubungi traffic control Bandara Soekarno-Hatta mengabarkan pesawat berada di atas ketinggian 10.000 kaki.
Setelah itu, pilot meminta izin untuk turun ke ketinggian 6.000 kaki. Namun, setelah itu, pilot tidak kontak lagi. Hingga sekarang, pesawat tersebut masih belum diketahui keberadaannya.
Kemenhub, imbuh Bambang, sedang meminta manifest/daftar penumpang pesawat. “Kita minta fax manifest-nya siapa-siapa saja. Ada orang asing juga dia sedang memperkenalkan (pesawat Sukhoi Superjet100). Saya belum tahu apa ada orang Perhubungan, sepengetahuan saya, orang Perhubungan ikut tadi pagi. Karena memang sudah beberapa kali joy flight hari ini,” jelas Bambang.
Sementara itu, Deputi Operasi Basarnas Mayjen Adi Lukmono seperti dilansir detikcom, Rabu mengatakan pesawat tersebut berisi 46 penumpang, dan 2 orang wartawan majalah Commando. Kedua wartawan tersebut adalah Didi M Yusuf (fotografer) dan Dodi Aviantara (reporter).
“Pesawat lagi uji coba. Itu pesawat dari luar, dari Rusia. Makanya belum terdeteksi dengan alat kita,” ujarnya. (dtc/sol)