
Pesta pernikahan putri Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengundang lebih dari 400 nama mendapat kritikan dari Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah. Menurut Fahri, batasan jumlah undangan pesta pernikahan tidak sesuai Surat Edaran MenPAN RB tentang Gerakan Hidup Sederhana.
Fahri meminta, sebaiknya pernikahan Kahiyang Ayu-Bobby Nasution dilangsungkan dengan sederhana. Jokowi, kata dia, dapat memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk membuat pesta yang sederhana itu.
“Saya mohon maaf, ya, saya bukan tidak menghormati adat dan budaya, tapi menurut saya mbok ya sederhana sajalah. Bikin pesta kecil di rumah, (undang) teman-teman. Sekarang kan ada Twitter, ada vlog (video blog), pakai itu ajalah. ‘Anak gua lagi kawin nih’,” tutur Fahri. “Itu asyik aja. Make it fun, gitu loh. Bikin asyiklah yang begini-begini,” imbuh dia.
Pesta pernikahan, lanjut Fahri, hanyalah sesi mengumumkan bahwa sejoli telah jadi muhrim agar tak menjadi fitnah di kemudian hari.
“Sunah itu, kan, syiarnya memberi tahu orang bahwa kita sudah ada menikah. Supaya, kalau anak kita nanti jalan berdua sama orang gitu kan (disebut) bukan muhrim, kita bilang dia udah nikah, nggak apa-apa dia jalan. Pengumumannya di Twitter aja. Ya… atau vlog, kan bagus. Asyik kan zaman sekarang,” tandasnya.
Sementara menanggapi hal ini, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, mengatakan bahwa justru dengan banyaknya undangan masyarakat Solo bergembira.
“Ya ini (pernikahan Kahiyang) kan anulah ya, bahwa masyarakat Solo ikut bergembira,” kata Pratikno di gedung Graha Saba Buana, Jl Letjen Suprapto, Surakarta, tak jauh dari rumah Jokowi, Selasa (7/11/2017).
Gedung ini akan menjadi tempat pesta pernikahan Kahiyang-Bobby pada Rabu Pon, 8 November lusa. Pratikno menyatakan dia selalu melaporkan perkembangan persiapan penyelenggaraan acara mantu ini ke Jokowi.
“Saya bertanggung jawab untuk isu keprotokoleran,” kata Pratikno.(her)