
MAKASSAR, BKM — Para sopir petepete sepakat untuk menggelar aksi demo dan mogok beroperasi jika pada 1 April mendatang pemerintah kota belum menetapkan kenaikan tarif baru angkutan dalam kota. Kenaikan tarif itu harus ada menyusul adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) per 1 April mendatang.
Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Organda Kota Makassar yang sekaligus Ketua Unit Kerja Angkutan Kota (UKK) Kota Makassar, Zainal seusai rapat tertutup bersama Dinas Perhubungan Kota Makassar. Rapat tertutup Organda, UKK, dan Dishub serta sejumlah pengusaha angkutan kota itu membahas rencana kenaikan tarif angkutan.
Dalam rapat yang digelar di ruang rapat Dishub kemarin itu disepakati, Organda dan UKK mengusulkan kenaikan tarif angkutan kota atau petepete sebesar Rp 4.500 hingga Rp 5.000. Rapat juga turut dihadiri perwakilan dari 15 trayek di Kota Makassar.
Zainal mengatakan, pihaknya sudah melakukan rapat koordinasi antara organda, UKK dan pengusaha angkutan. Hasilnya, pihaknya telah mengusulkan tarif angkutan ke pemerintah kota dari Rp 4.500 hingga Rp 5.000, jika kenaikan harga bahan bakar minyak naik dengan selisih 1500 rupiah.
Dia menjelaskan, ada beberapa alasan sehingga menaikkan tarif angkutan kota, seperti onderdil atau suku cadang kendaraan pasti naik, penumpang banyak beralih ke jenis angkutan lain yakni becak motor (bentor), serta penumpang sudah berusaha membeli kendaraan sendiri seperti sepeda motor.
“Kami akan usulkan ke Walikota, DPRD Makassar dan Dishub dalam waktu dekat untuk selanjutnya ditetapkan tarif baru. Sebab jika tidak ada tarif baru per 1 April dimungkinkan para sopir angkot melakukan aksi demo,” tegas Zainal.
Bila tarif yang ditetapkan pemerintah masih di bawah Rp 4.500, menurut Zainal, maka para sopir akan melakukan aksi demontrasi besar-besaran. “Jika di bawah Rp 4.500 kita aksi,” harap Zainal.
Hal senada juga diungkapkan oleh sejumlah pengusaha angkutan yang ditemui usai rapat. “Ya seperti itu, apa yang diungkapkan Pak Zainal itu memang itulah suara yang kami sampaikan di dalam rapat. Kami sepakat untuk mengusulkan Rp4.500 hingga Rp 5.000. Bila di bawah Rp 4.500 maka kami akan menggelar aksi demo,” ujar seorang pengusaha angkutan.
Menyikapi hal itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Makassar, Chaerul A Tau diwakili Kepala Bidang Angkutan Dishub Makassar, Aria Purnabhawa mengatakan, Dishub hanya bersifat memfasilitasi tempat, dan meminta memasukkan usulan tarif untuk diusulkan ke Walikota dan DPRD Makassar. Termasuk akan dibahas setelah membentuk forum lalu lintas yang di dalamnya tergabung akademisi, mahasiswa, masyarakat, Satlantas dan instansi terkait.
“Sudah ada banyangan nilai usulan mereka, hingga naik 30 persen. Kalau memang akan naik apa alasannya,” tegas Aria.
Sementara itu, Rahman karyawan swasta di bawah jembatan flyover mengatakan, seharusnya pemerintah memikirkan matang-matang menaikkan BBM, dengan kemampuan belanja rakyat. Saat ini kebutuhan pokok dan tarif angkutan sudah mencekik masyarakat, sementara penghasilan yang masyarakat jauh lebih rendah. “Kasihan rakyat tambah sengsara,” jelas Rahman.
Sementara itu, Menko Perekonomian Hatta Rajasa di Kantor Presiden Jakarta kemarin mengimbau agar para pengusaha angkutan tidak menaikkan tarif sebelum harga BBM dinaikkan. “Tarif angkutan umum tidak boleh naik sebelum BBM naik,” tegasnya.
Menurutnya, jika ada kenaikan tarif secara dini jelas itu keliru. Dia mengingatkan kepada pengurus Organda dan pemerintah daerah setempat untuk keadilan dalam penentuan tarif baru. “Sebab tarif angkutan diatur oleh pemda dan Organda,” jelas Hatta.
Selain itu, jajaran pemda juga diingatkan lebih aktif mencegah penimbunan BBM di wilayah masing-masing. Bukan rahasia bila di sejumlah daerah terjadi kelangkaan BBM akibat aksi borong yang dilakukan oleh warga. “Di SPBU orang harus dilarang antre pakai drum dan sebagainya,” wanti Hatta.
Menyinggung aksi unjuk rasa anti kenaikan harga BBM di daerah, dia nilai sebagai fenomena wajar saja. Di negara yang demokratis seperti Indonesia, unjuk rasa bukan hal yang aneh. “Di negara demokrasi ya aneh kalau nggak ada unjuk rasa,” tukas Hatta.
Sumber: beritakotamakassar.com