Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso meyakini terpilihnya Letnan Jenderal Pramono Edhie Wibowo tidak terkait dengan kepentingan politik Susilo Bambang Yudhoyono.
“Saya belum pernah dengar dia berpolitik praktis atau bersimpati terhadap parpol tertentu,” kata Priyo, Rabu (29/6/2011) malam.
Menurut Priyo, Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat tersebut didasari reputasi dan rekam jejak yang baik. “Penunjukan ini juga bukan karena hubungan kekerabatan dengan SBY, saya meyakini hal itu. Tidak perlu dipolemikkan lagi,” sambungnya.
Politikus senior Partai Golkar ini berharap Pramono memimpin TNI Angkatan Darat dengan baik sesuai tugas dan kewajibannya. “Kita ingin membangun TNI yang hebat sebagai pengawal negara dan alat pertahanan dan keamanan yang andal. Kita menaruh harapan kepada Pramono Edi tetap menjaga profesionalitas dan netralitas TNI,” tutupnya.
Rencananya, Presiden SBY akan melantik Pramono sebagai pengganti Jenderal George Toisutta siang nanti pukul 14.00 WIB di Istana Negara, Jakarta.
Pengamat politik Ray Rangkuti mempertanyakan keputusan SBY memilih adik kandung Ani Yudhoyono sebagai KSAD baru. Menurutnya, unsur nepotisme tak bisa ditampik atas pilihan SBY tersebut.
“Saya pikir bila masanya tiba dan peluangnya terbuka, ditambah dengan konsolidasi politis dan strategis, maka dengan berbagai dalih yang seolah-olah demokratik, SBY akan membuka peluang diri dan istrinya dicalonkan kembali jadi capres. Setidaknya kalaupun bukan diri atau istrinya, iparnya memiliki peluang itu,” ujar Ray terpisah. |golkar.or.id|