Rencana Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang bakal menggencarkan razia terhadap penjual bensin eceran membuat pedagang kaki lima (PKL) ketar-ketir. Dua PKL bensin yang ditemui Post Metrokemarin (15/8) meminta Pemkot jangan sekadar melakukan razia tapi juga memberikan solusi agar mata pencaharian mereka tidak terganggu.
“Kami tidak akan jual kalau tidak ada pembeli. Jangan seenaknya dong razia, kami kan cari makan secara halal. Beri kami solusi, jangan cuma penertiban,” protes Mahyudin, PKL bensin di kawasan Jl MT Haryono.
Menurutnya, dari hasil penjualan bensin keuntungan yang diperoleh hanyalah Rp 500. Padahal untuk mendapatkan bensin di SPBU, dirinya harus bolak-balik mengisi tangki sepeda motor sampai penuh.
“Jadi untungnya tipis pak, padahal antrenya kadang lama,” keluhnya.
PKL bensin lainnya, Memet menyesalkan langkah Satpol PP yang akan menggencarkan razia penjual bensin eceran.
Dia beralasan, keberadaan PKL bensin selama ini bukan merugikan tapi malah membantu pengendara dari antrean lama di SPBU. “Kami jualannya di lokasi yang jauh dari SPBU. Kalau ada pengendara yang kehabisan bensin, bisa beli eceran, mana mungkin harus ke SPBU dulu. Niat kami membantu, ya jelas sekalian cari untung,” ungkap dia.
Disinggung soal penertiban yang akan gencar dilakukan Satpol PP, dia meminta agar Pemkot terlebih dahulu memberikan solusi sehingga Satpol PP tidak menghilangkan ‘piring nasi’ orang lain.
“Beri kami kredit lunak dan tempat jualan. Enak aja mau razia, bensinnya kami beli pakai uang kami sendiri kok,” ujar Memet, PKL Bensin di Pasar Baru.
Kemarin diberitakan, pihak Pertamina dan Himpunan Pengusaha Minyak dan Gas (Hiswana) menuding penambahan stok bahan bakar minyak (BBM) terutama jenis premium dalam beberapa hari terakhir akibat ulah pedagang kaki lima (PKL) bensin eceran. Pertamina bahkan mengaku telah menambah pasokan premium sebesar 10 persen dibandingkan saat kondisi normal.
Keberadaan PKL tersebut memang menjamur di berbagai sudut kota. Anehnya Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) seakan tutup mata seolah membiarkan pelanggaran terhadap Perda itu sampai terjadi.
“Bukan cuma merusak kota, keberadaan PKL itu membahayakan bagi orang lain. Di rumah mereka menyimpan bensin, coba kalau sampai terbakar apa mereka mau tanggung jawab,” protes Ismail.
Dia berharap Satpol PP bisa lebih peka menertibkan PKL bensin eceran kendati terkadang keberadaan mereka dapat membantu pengendara bermotor yang tidak punya cukup waktu untuk antre di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Kepala Seksi Operasi (Kasiop) Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Subardiono SSos mengakui jika pihaknya kendur dalam menertibkan PKL bensin eceran. Dengan kondisi seringnya SPBU kehabisan stok premium akibat diborong PKL bensin eceran, Satpol PP berjanji segera akan menggelar razia.
“Kita akan segera lakukan penertiban, jika kondisinya sudah mendesak seperti ini, tanpa ada perintah kita bisa lakukan penertiban, dengan dasar penegakan ketertiban umum, karena antrean panjang yang disebabkan penjual eceran, membuat SPBU terlihat semrawut,” kata Subardiono pada Sabtu (14/8).
Sumber: metrobalikpapan.co.id