Palang Merah Indonesia (PMI) mengirimkan 10 ribu masker pasca meletusnya Gunung Marapi di Sumatera Barat. Pendistribusian masker tersebut dilakukan untuk mencegah terhirupnya abu vulkanik yang berterbangan pasca letusan.
“Masker tersebut akan didistribusikan melalui lima cabang PMI yang wilayahnya terkena dampak hujan abu vulkanik dari letusan Gunung Marapi,” terang Kepala Markas PMI Provinsi Sumatera Barat, Hidayatul Irwan, dalam rilisnya yang diterima wartawan, Jumat (5/8/2011).
Ada lima wilayah yang menjadi target distribusi masker. Lima wilayah itu adalah Kabupaten Padang Pariaman, Kota Pariaman, Bukit Tinggi, Kabupaten Agam, dan Kabupaten Tanah Datar. “Dengan rincian, sebanyak 2 ribu unit dikirimkan melalui PMI Kabupaten Padang Pariaman, 1.000 masker melalui PMI Kota Pariaman, 2.500 masker melalui PMI Kota Bukit Tinggi, 2 ribu masker dari PMI Kabupaten Agam dan 2.500 masker dari PMI Kabupaten Tanah Datar,” jelasnya.
PMI juga telah mengirimkan 75 personil Satuan Penanggulangan Bencana (Satgana) ke lima wilayah itu. Berdasarkan laporan sementara, hingga Kamis (4/8) sore hujan abu vulkanik masih terus terjadi di Kabupaten Padang Pariaman, tepatnya di Tujuh Koto Sungai Sariak, Enam Lingkuang, dan Patamuan Kayu Tanam.
“Tim menyusur pinggang Gunung Marapi menuju Nagari Batu Palano, Nagari Batagak, Nagari Kubang Putih di Kecamatan Banuhampu. Hujan debu yang cukup tebal turun di Nagari Sungai Sariak, Batagak, dan Batu Palano di Kecamatan Sungai Puar. Tapi kemudian arah angin membawa hujan debu tersebut jauh ke Selatan yaitu ke Kabupaten Tanah Datar, dan arah barat daya ke Kabupaten Padang Pariaman,” tambah Komandan Posko PMI Kabupaten Agam, Rahmat Efendi, dalam rilis yang sama.
Posko pemantauan juga telah didirkan di Jorong Batagak dengan radius 4,4 km dari pusat kawah Gunung Marapi. Posko ini akan berlangsung sampai kondisi gunung kembali ke status normal. |dtc|
