
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto mengungkapkan dalam beberapa hari terakhir menjelang lebaran, tren kejahatan konvensional seperti pencurian, penjambretan, dan perampokan bersenjata api meningkat.
“Kami mencegah dengan mengajak masyarakat untuk menjadi polisi bagi dirinya sendiri dan bagi lingkungannya sendiri. Selain itu, kami sudah membentuk tim pemburu para perampok ini yang sedang beraksi, baik yang sudah terjadi maupun yang sudah terdata,“ ujar Rikwanto kepada pers di Jakarta, kemarin
Rikwanto mengakui kejahatan dengan menggunakan senjata api semakin meningkat sejak lima tahun terakhir.
“Pada waktu beberapa tahun lalu, kejahatan cenderung menggunakan tangan kosong dan senjata tajam. Tren yang berkembang lima tahun terakhir menggunakan senjata api dan senjata api yang mereka gunakan, 95% adalah rakitan,“ kata dia.
Rikwanto menjelaskan senjata api rakitan tersebut sangat sederhana. Hingga saat ini polisi masih mendalami pemesan, pembuat, dan tempat perakit senjata api yang dipesan untuk kejahatan tersebut.
Baru-baru ini, perampok bersenjata api beraksi di kantor penitipan paket di kawasan Jalan Raya Simpang Cilodong, Depok, Selasa (16/7) malam. Pelaku me nembak anggota Kostrad Prada Situmorang.
Pada Rabu (17/7), perampok berpis tol juga menembak seorang guru dan anggota TNI ketika tertangkap basah sedang membuka pintu gerbang sebuah rumah di Jalan Permata, Kebon Pala, Makasar, Jakarta Timur.
Kemarin, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara, di Jalan Sersan Aswan No 47, Margahayu, Bekasi Timur, Kota Bekasi, dirampok lima pelaku yang menyebabkan kerugian Rp11,5 juta.
Marak di Tangerang Berdasarkan analisis Polda Metro Jaya, kejahatan tersebut terjadi di wilayah yang berbatasan langsung dengan Jakarta. “Setiap sebelum Lebaran selalu ada kejahatan,“ kata Rikwanto.
Menurutnya, dari seluruh area hukum di bawah Polda Metro Jaya, Ka bupaten Tangerang menduduki rangking teratas untuk kuantitas rawan kejahatan. Posisi kedua ditempati Jakarta Timur dan posisi ketiga Jakarta Selatan.
Kategori kuantitas, lanjut Rikwanto, berupa kejahatan umum semisal gangguan keamanan masyarakat dan pencurian. Untuk kategori kualitas, Kota Bekasi di urutan pertama kemudian diikuti Kabupaten Bekasi.
“Kejahatan dengan kategori kualitas berupa pencurian dengan kekerasan, pencurian dengan pemberatan, pencurian kendaraan bermotor, dan penganiayaan berat,“ jelasnya.
Para pelaku kejahatan memang tidak memetakan wilayah secara spesifik. Namun, lanjut Rikwanto, pelaku selalu melihat potensi kejahatan dengan hasil yang sangat besar.
Sebelum melancarkan aksi, pelaku kejahatan lebih dulu menggambar lokasi target yang dianggap aman dan punya banyak akses untuk melarikan diri. “Kalau di daerah perbatasan kan gampang kaburnya. Maka itu penjahatpenjahat ini memilih sasaran itu,“ jelas Rikwanto.(mi/sol)