
Jakarta – Tak mau kecolongan, polisi telah menyiapkan ribuan personel guna mengantisipasi unjuk rasa menentang kenaikan bahan bakar minyak di sejumlah wilayah di Tanah Air. Di Jakarta saja, polisi menerjunkan 22 ribu personel. Untuk menjaga demonstrasi, polisi mengaku over estimate.
Jumlah itu belum termasuk delapan ribu personel aparat TNI. Angka ini dinilai tidak berlebihan. Maklum diperkirakan lebih dari 10 ribu pengunjuk rasa dikabarkan bakal turun ke jalan-jalan di sepanjang Jakarta, yang memiliki 540 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau SPBU. Belum lagi sejumlah obyek penting lainnya.
“Kita lihat saja. Yang penting kita over estimate dengan mempersiapkan petugas lebih banyak, agar kita siap, sehingga masyarakat yakin. Agar tidak ada omongan masyarakat polisi tidak siap,” ujar Kadiv Humas Mabes Polri, Inspektur Jendral Saud Usman Nasution.
Berikut petikan wawancara lengkapnya pada Senin (26/3/2011):
Persiapan pengamanan aksi unjuk rasa hari ini?
Pengamanan masing-masing wilayah ditentukan oleh tiap Kepala Kepolisian Daerah. Jadi tiap daerah berbeda tingkat pengamanan, tergantung pertimbangan dan analisis masing-masing Polda. Khusus untuk Jakarta dipersiapkan sekitar 22 ribu personel gabungan Polri dan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Di mana ada sekitar 8.000 personel TNI yang dilibatkan.
Pelibatan TNI ini atas permintaan Polri?
Betul. Masing-masing Kapolda bilamana membutuhkan bantuan akan berkoordinasi dengan Panglima Kodam untuk pengamanan objek vital.
Artinya Polri tak sanggup mengamankan objek vital?
Bukan. Bukan itu masalahnya.
Jadi apa pertimbangannya?
Ini sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 63 tahun 2004 tentang Pengamanan Obyek Vital Nasional. Pasal 7 Keppres itu menyebutkan Polri dapat meminta bantuan TNI untuk pengamanan objek vital bilamana diperlukan. Objek vital itu nantinya dijaga TNI dan Polri. Mereka dalam rangka membantu kita. Ini bukan tindakan berlebihan. Kalau penanganan selama unjuk rasanya itu ditangani sepenuhnya oleh Polri.
Bukan karena ada indikasi eskalasi demo bakal meningkat?
Kita lihat saja. Yang penting kita over estimate dengan mempersiapkan petugas lebih banyak, agar kita siap, sehingga masyarakat yakin. Agar tidak ada omongan masyarakat polisi tidak siap.
Polri dipersenjatai lengkap?
Tidak. Tidak memakai senjata lengkap.
Kabarnya pasukan TNI dibekali peluru karet?
Silakan saja. Itu kan hak mereka.
Titik mana saja yang akan menjadi fokus pengamanan?
Istana Negara dan gedung DPR/MPR Senayan. |dtc|