Surabaya – Perlawanan para buruh terhadap polisi akhirnya berhasil menggagalkan eksekusi yang dilakukan Pengadilan Negeri (PN) Surabaya. Ribuan polisi akhirnya ditarik mundur karena situasi yang tidak kondusif pasca kerusuhan.
Keputusan penarikan pasukan disampaikan langsung Kapolrestabes Surabaya, Kombespol Coki Manurung, di hadapan para buruh yang menyemut di depan pintu gerbang PT Cinderella Vila Indonesia (CVI).
Coki mengatakan penarikan dilakukan karena situasi yang tidak kondusif dan tidak memungkinkan dilakukan eksekusi. Coki juga meminta buruh bekerja kembali.
Mendengar pernyataan tersebut, Coki didatangi para buruh yang didominasi perempuan. Selain disalami dan dielu-elukan, kaki Coki juga diciumi para buruh. Para buruh bahkan mencium sepatu Coki.
“Kami di sini hanya mengamankan, eksekusi itu urusan pengadilan. Saat ini pihak kepolisian sudah saya tarik ke kesatuannya,” ujar Coki yang disambut teriakan senang gegap gempita dari para buruh, Selasa (14/6/2011).
Coki dalam pernyataannya juga meminta agar staf manajemen segera memproses kasus hukum terkait eksekusi tersebut di pengadilan. Coki kemudian menyampaikan permohonan maaf di hadapan buruh atas tindakan polisi hingga membuat para buruh yang terluka terkena lemparan.
“Polisi minta maaf apabila ada kesalahan, kami juga memaafkan apabila perlakuan Anda tidak baik kepada polisi,” lanjut Coki yang disambut tepuk tangan dan para buruh.
Kepada Coki, salah satu buruh yang membawa megaphone menanyakan nasib rekan-rekannya yang diamankan oleh aparat kepolisian. “Segera kami kembalikan. Nanti silahkan dijemput di polsek, tidak saya akan apa-apakan,” janji Coki.
Handiyono, salah satu dewan direksi PT CVI menyampaikan bahwa aksi para buruh menolak eksekusi menjadi bukti baiknya hubungan antara perusahaan, buruh dan juga warga sekitar perusahaan berdiri.
“Hubungan buruh dan manjemen sangat baik sekali. Dalam peristiwa ini mereka membantu mati-matian termasuk warga Tanjungsari yang juga ikut membatu,” ujar Handiyono. dtc