Polisi masih menyelidiki pelaku pengirim bom buku ke kantor berita radio KBR 68 H, kantor BNN dan rumah Japto S Soerjosoemarno. Saat ini sudah ada belasan saksi yang telah dimintai keterangan. “Saksi sudah 12 orang,” kata Kabagpenum Polri Kombes Pol Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jaksel, Kamis (17/3/2011).
Boy tidak menjelaskan dari mana saja saksi-saksi tersebut. Namun umumnya saksi berasal dari karyawan radio KBR 68 H.
Boy mengatakan, kondisi Kompol Dodi Rahmawan berangsur pulih. Terkait pemeriksaan Propam, Boy belum bisa menjelaskan kepada publik.
“Hasilnya ada, tapi belum bisa disampaikan kita kasih kesempatan untuk dia (Dodi) untuk sembuh. Kan sudah kehilangan tangan, luar biasa tidak bisa dinilai harganya. Kepolisian concern di sana dulu. Agar secara psikis baik dan dia bisa bekerja lagi,” jelas Boy.
Menurut Boy, tindakan penjinakan bom tidak seharusnya dilakukan Dodi. Hanya satuan Gegana yang boleh melakukan penjinakan.
“Harusnya Gegana, polisi di lapangan harusnya hanya mengamankan TKP,” ujarnya.
Sebelumnya, aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdalla mendapat paket berisi bom buku. Namun sebelum sampai di tangan Ulil, bom itu meledak saat dicoba dijinakkan oleh polisi di Kantor Berita Radio (KBR) 68H, Jl Utan Kayu, Jakarta Timur. Sejumlah orang termasuk Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur Kompol Dodi Rahmawan terluka.
Selain untuk Ulil, bom buku juga dikirimkan kepada Komjen Goris Mere ke kantor BNN. Paket ketiga dialamatkan kepada Ketua Umum Pemuda Pancasila (PP) Japto S Soerjosoemarno.|dtc/tn|