
Presiden Yudhoyono (SBY) mengingatkan tak hanya kekuasaan yang bisa disalahgunakan, namun kebebasan juga bisa disalahgunakan.
“Kebebasan dan kemerdekaan tanpa batas juga cenderung disalahgunakan,” kata presiden SBY saat peluncuran buku SBY dan Kebebasan Pers: Testimoni Komunitas Media di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Jumat (5/9) malam.
Namun SBY yakin bangsa ini ke depan akan menemukan titik keseimbangan yang manis antara kebebasan dengan stabilitas politik dan keamanaan.
“Itu tujuan kembar, twin objecttive. Saya mohon diri setelah Oktober. Terima kasih pers, kita akan bertemu lagi pada medan pengabdian yang berbeda,” ujarnya.
Acara ini dihadiri oleh pimpinan media massa, praktisi jurnalistik dan juga tokoh-tokoh di berbagai bidang lainnya.
Selain itu SBY juga mengatakan kritikan pers selama ini yang ditujukan kepadanya selama 10 tahun terakhir dipandangnya sebagai salah satu upaya untuk mencegah presiden dan pemerintahannya melakukan kesalahan.
“Beberapa kali Ibu Ani bilang, kok ini keras betul, berlebihan, itu wajar saja (pandangan seperti itu-red), kita manusia biasa. Namun over all kalau dilihat dalam bingkai yang utuh justru saya yang ucapkan terima kasih. Teman-teman pers ikut selamatkan saya untuk tidak salahgunakan kekuasaan. Motivasinya untuk mengontrol agar pilihan saya tidak keluar dari koridor demokrasi dan nilai di konstitusi kita dan tidak bertentangan dengan kehendak rakyat,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Kepala Negara juga mengatakan pers hendaknya tetap kritis pada pemerintah namun dalam motivasi untuk mendorong kemajuan dan mencegah terjadinya kesalahan.
“Pers kritis pada saya dan membuahkan yang indah, pers tidak dilarang kritis ke Pak Jokowi dan Presiden-Presiden mendatang tapi jangan pernah membenci pemimpin kita, karena di tengah keterbatasan (pemimpin-red) akan berbuat yang terbaik,” katanya.
Presiden menambahkan, kritik pada pemerintah merupakan suatu hal yang positif sepanjang kedua pihak saling memahami posisi masing-masing dan bersikap konstruktif.
“Kritislah karena itu baik, tapi jangan membencinya, karena pemimpin selalu berbuat yang terbaik untuk rakyatnya,” pintanya.
“Ke depan sebagai seorang yang 10 tahun ini bersama-sama dengan teman pers, misi besar kita tetap melanjutkan konsolidasi demokrasi, itu adalah pilihan kita, demokrasi kita yakini bawa kebaikan, sekaligus ada wajah buruk, mari kita bangun dan matangkan sebaik-baiknya,” tegas SBY.(sol)