Mobil berplat Indonesia 1, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono yang memakai baju hijau dan rompi warna coklat didampingi Ibu Ani Yudhoyono yang mengenakan kemeja warna coklat, Sabtu (6/11) pukul 12.50 WIB tiba di Gedung Agung Yogyakarta untuk mempercepat pengambilan keputusan. Sebab SBY tidak ingin dalam keadaan krisis seperti sekarang ini pengambilan keputusan menjadi panjang dan lama.
Di Yogyakarta, Presiden SBY memutuskan berkantor sementara di Gedung Agung. Di samping itu akan menggelar rakor tanggap darurat penanganan bencana Gunung Merapi di DIY dan Jawa Tengah. Menangani dan memantau secara langsung penanganan bencana Gunung Merapi. Juga akan melakukan beberapa kunjungan ke sejumlah posko pengungsian.
Turut mendampingi di antaranya Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Gubernur Jateng Bibit Waluyo, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Kapolri Jenderal Timur Pradopo, Panglima TNI Laksamana Agus Sumartono, Menko Kesra Agung Laksono, Menteri ESDM Darwin Saleh, Menteri Pekerjaaan Umum Djoko Kirmanto, Menhub Freddy Numberi, dan Mensos Salim Segaf.
Sesuai keputusan rapat di Akademi Militer Magelang, Sabtu pagi, Presiden SBY akan mengadakan rapat koordinasi tanggap darurat dengan Kepala BNPB Syamsul Maarif sebagai pemegang komando penanggulangan bencana Gunung Merapi. Juga akan mendengarkan laporan Gubernur Jateng Bibit Waluyo dan Gubernur DIY Sultan Hamengkubuwono X.
Perkembangan situasi Gunung Merapi dan sekitarnya hingga saat ini belum menunjukkan tanda-tanda semakin aman. Bahkan cakupan wilayah berbahaya semakin luas lagi, meski radius aman sudah diundurkan garisnya dari semula 10 kilometer dari puncak Gunung Merapi menjadi 15 kilometer dan selanjutnya 20 kilometer. Namun masih ada sejumlah ketidakpastian dari luncuran awan panas maupun lahar baik panas maupun dingin.
Demikian dikemukakan Presiden RI Susilo Bambang Yodoyono dalam pidatonya di Istana Negara Jakarta , Jum’at (5/11) sesaat sebelum memutuskan untuk mengambil langkah-langkah yang penting dari biasanya terkait aktivitas Gunung Merapi.
Ditegaskan SBY, atas perkembangan situasi terakhir ini dan atas perkembangan bahwa kali ini apa yang terjadi di Gunung Merapi tidak sama dengan letusan-letusan di waktu yang lalu, di mana siklus letusan setiap antara 3 sampai 6 tahun, dan juga dibandingkan dengan bencana di tempat yang lain seperti yang terakhir di Mentawai yang hanya satu kali tsunami selesai, dan sekarang tinggal kondisi tanggap darurat rekonstruksi/rehabilitasi. Demikian juga di Wasior ataupun di Sumatera Barat tahun lalu, sekali gempa selesai. Tetapi ini nampaknya masih terus berlanjut dan belum bisa diprediksi sampai kapan, termasuk belum bisa diprediksi seberapa kuat luncuran awan panas maupun aliran lahar dingin.
“Atas dasar itu semua, saya telah memutuskan untuk diambil langkah-langkah yang penting dari biasanya, langkah-langkah ekstra dalam kegiatan tanggap darurat ini, baik yang dilaksanakan pada tingkat nasional maupun tingkat daerah,” kata Susilo Bambang Yudhoyono.
SBY mengeluarkan lima instruksi. Yang pertama, komando di bawah Kepala BNPB Syamsul Muarif. Kedua, unsur pemerintah pusat akan diajukan dan dipimpin oleh Menko Kesra. Instruksi yang ketiga terkait dengan TNI, yaitu untuk segera membangun dapur-dapur umum dan segera mencegah kepanikan masyarakat. TNI dinstruksikan mengerahkan kendaraan untuk mobilitas pengungsi di bawah Komando Kepala BNPB. Yang keempat, Polri diinstruksikan untuk mengerahkan dan menugaskan Satuan Tugas Kepolisian untuk penanggulangan bencana dengan titik berat mengatur lalu lintas pengungsian serta menjaga keamanan masyarakat. Sedang instruksi yang kelima, SBY memutuskan untuk membeli semua ternak termasuk sapi dengan harga yang tidak lebih rendah dari seharusnya sehingga para korban tidak harus rugi. (affan)
foto ; ilustrasi/kaskus