Setelah pemerintah membuat regulasi soal Wimax pada penghujung 2011, perusahaan Chipset Indonesia, PT. Xirka Silicom Technology mulai menyasar ke berbagai perangkat. “Chipset sekarang ini masuk ke dongle, TV Digital, kartu SIM 3G,” kata CEO PT Xirka Silicon Technology, Sylvia W Sumarlin di sela-sela Rakornas Bidang Telekomunikasi, Teknologi Informasi, Penyiaran dan Ristek KADIN di Gedung Telkom, Senin 26 Maret 2012.
Sylvia mengatakan pihaknya tidak hanya mengembangkan perangkat tersebut, tapi juga menggarap chipset komponen dasar dalam BTS dan modem. Dengan mengembangkan chipset pada komponen dasar BTS, menurutnya dapat menghidupkan industri antena yang sudah ada di Indonesia. “Kami yakin bisa tumbuhkan industri lokal, dapat ciptakan pasar baru,” ujarnya.
Slyvia mengatakan perusahannya mampu menghasilkan 10 juta chipset dalam setahun untuk SIM Card 3G GSM. “Itu masih tertinggi, yang lainnya dongle bisa 1 sampai 2 juta. Setelah itu baru TV Digital,” katanya. Khusus untuk TV Digital, ia memperkirakan masih butuh waktu. Apalagi, saat ini peraturannya masih digodok pemerintah. “Dan butuh waktu untuk aplikasi perangkatnya,” tutur Sylvia.
Selain Malaysia, Xirka telah mengekspor chipset-nya ke Vietnam dan Thailand. “Untuk kedua ini untuk TV Digital, kalau Malaysia untuk Wimax,” ujarnya. Untuk menjaga paten, semua proses produksi chipset dari awal sampai akhir berada dalam pengendalian pihaknya. Malaysia hanya kerjasama dalam ujicoba pengembangan wimax dan Singapura pun menurutnya hanya memiliki pabrik pelapis silicon pada chipset.
Xirka merupakan satu-satunya produsen pembuat chipset di Asia Tenggara. Total pemain chipset di dunia pun sebenarnya masih tergolong sedikit. “Total pemain chipset wimax di dunia baru delapan saja,” katanya. |viva|
