Perayaan HUT ke-66 RI disambut tak bergairah oleh masyarakat. Sebagian malah tak peduli dengan hari kemerdekaan yang jatuh setiap tanggal 17 Agustus ini. Kehidupan yang serba sulit membuat nasionalisme perlahan luntur.
“Ini harus dibaca sebagai tanda atau petunjuk bahwa ada sesuatu yang dirasakan masyarakat yang dapat dimaknai sebagai wujud dari protes sosial terhadap pemerintah yang dianggap tidak kunjung berhasil membawa seluruh bangsa ini kepada kehidupan yang lebih baik. Sehingga muncul anggapan buat apa nasionalisme makan saja susah mencarinya,” ujar sosiolog UIN Syarif Hidayatullah, Musni Umar, kepada wartawan, Jumat (19/8/2011).
Musni melihat, redupnya semangat nasionalisme yang ditujukan sebagian masyarakat Indonesia dalam memperingati HUT kemerdekaan RI ke-66 cukup memprihatinkan. Di berbagai tempat yang nampak bersemangat memperingati HUT kemerdekaan RI, hanya anak-anak sekolah yang diorganisir, kantor pemerintah, PNS, TNI dan Polri.
“Sementara masyarakat kelihatan lesu darah dan tidak bersemangat bahkan banyak yang tidak peduli,” sesal Musni. Sikap apatis masyarakat ini harus dilihat sebagai peringatan kepada para pemimpin negeri ini bahwa Indonesia sudah merdeka 66 tahun lamanya. Namun, belum nampak kapan bisa mewujudkan tujuan Indonesia merdeka, seperti yang termuat dalam pembukaan UUD 1945 yaitu memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Indonesia yang gemah ripah loh jinawi dengan kekayaan alamnya yang luar biasa namun gagal diwujudkan sebesar-besarnya untuk kemakumuran rakyat,” kritiknya. Musni meminta pemerintah tidak menyalahkan masyarakat. Justru pemerintah lah yang harus melakukan introspeksi terhadap kegagalan pembangunan.
“Ini pukulan halus karena kehidupan mereka semakin lama semakin susah sehingga enggan dan kurang berniat dan bergairah merayakan HUT Kemerdekaan RI. Protes halus ini harus diperhatikan. Kita tidak boleh menyalahkan masyarakat karena memang kehidupan mereka harus diakui semakin sulit terutama sekarang menjelang lebaran. Seperti harga sembako yang terus naik,” tutup dia. |dtc|