KM Imim Jaya GT 06 yang berangkat dari Tanjungbalai Karimun tujuan Nipah Panjang Kuala Tungkal tenggelam di perairan Tanjungbakong dekat Bekawan, Kabupaten Indragiri Hilir, Selasa (21/9) sekitar pukul 04.00 WIB.
Kapal ini mengangkut 37 penumpang, rombongan keluarga besar H Syamsudin, seorang tokoh masyarakat Telaga Harapan, Tanjungbalai Karimun yang akan menghadiri pesta pernikahan adik iparnya, Beni di Nipah Panjang, Kuala Tungkal.
Hingga kemarin malam, dikabarkan satu penumpang meninggal dunia, 9 orang hilang, dan lainnya selamat. Sebanyak 19 korban selamat, tadi malam dievakuasi ke Karimun terdiri dari tujuh laki-laki, 11 perempuan, dan 1 anak-anak. Sedangkan korban yang meninggal, perempuan bernama Hazimah, 40.
Kejadian ini berawal, Senin (20/9) sekitar pukul 13. 30 WIB, kapal penumpang yang dinakhodai Aliyas berangkat dari Pelabuhan Kolong Tanjungbalai Karimun. Dalam perjalanannya kapal mampir ke Pulau Panjang Kundur dan Bekawan Inhil untuk menaikkan anggota rombongan yang lain.
Sesuai manifest yang dikeluarkan Kantor Administrasi Pelabuhan (Adpel) Karimun, kapal ini saat berangkat dari Karimun ke Pulau Panjang Kundur hanya mengangkut 11 orang dan 5 kru kapal.
”Kalau sesuai dengan SIB yang kita keluarkan tujuannya hanya sampai ke Pulau Panjang yang berangkat sekitar pukul 13.30 WIB yang membawa penumpang sesuai manifest yang ada di kita sebanyak 11 orang ditambah kru kapal 5 yang berjumlah total 16 orang. Setelah itu, kita tidak tahu lagi kemana tujuan kapal melainkan sekitar pukul 08.30 WIB tadi pagi (kemarin, red) dapat kabar KM Imim Jaya tenggelam,’’ kata Pelaksana Harian Kantor Adpel Tanjungbalai Karimun, Mariam, kemarin.
Dikatakan Mariam, penumpang yang ada di dalam kapal diantaranya H Syamsudin, Hj Evi, Asis, Usman, Wandi, Halimah, Siti, Syarifuddin, H Masnur, Suhanta dan Anas. Sedangkan, kru kapal selain nakhoda, ada Kahar, Habibi, Tang dan Kepala Kamar Mesin (KKM), Arrahman.
Dari Kolong, kapal ini tidak berangkat sendiri, tapi bersamaan dengan kapal rawai.
Menurut informasi yang diperoleh Batam Pos, di Pulau Panjang, Kundur kapal kembali menaikkan penumpang yang juga masih ada hubungan saudara dengan rombongan dari Karimun. Setelah itu, kedua kapal ini kembali melanjutkan perjalanan.
Sekitar pukul 21.00 WIB, mereka sampai di Bekawan, Kabupaten Inhil. Di sini mereka kembali menaikan penumpang, sehingga jumlah keseluruhan penumpang mencapai 37 orang.
Sekitar pukul 03.00 WIB, propeler atau baling-baling kapal patah. ”Dalam perjalanan sebenarnya KM Imim Jaya dan kapal rawai beriringan. Namun ketika di perjalanan KM Imim Jaya salah satu propelernya patah,” terang Andi Yunus, anggota keluarga H Syamsudin. Sedangkan kapal Rawai tetap melanjutkan perjalanan.
Akibat kerusakan ini, kata Yunus, air masuk ke dalam ruang mesin melalui pipa bagian bawah. Semakin lama semakin banyak dan masuk ke ruang mesin dan memenuhi mesin. Penumpang pun jadi panik, apalagi saat itu subuh dan gelap gulita. Sekitar 40 menit, akhirnya kapal tersebut tenggelam, dan sebagian penumpang diselamatkan oleh kapal nelayan yang kebetulan lewat.
Menurut salah seorang korban, dalam perjalanan kapal beberapa kali mengalami kerusakan. Kejadian pertama saat berada di Pulau Buru, ketika itu, baling-baling kapal mengalami kerusakan. Oleh ABK kapal, baling-baling diperbaiki sehingga berfungsi kembali, namun akhirnya kapal tenggelam.
Sementara itu, kapal Rawai yang tiba duluan di Nipah Panjang, Kuala Tungkal heran karena setelah 2 jam KM Imim Jaya tidak sampai-sampai di Kecamatan Nipah Panjang. Akhirnya kapal Rawai kembali menyusuri rute yang dilalui. Dari kapal-kapal jaring yang mereka temui, mereka mendapat informasi KM Imim Jaya tenggelam di sekitar Perairan Bekawan dan Nipah Panjang. ”Ini memang musibah yang tidak pernah terbayangkan kami sekeluarga, rencananya menghadiri pesta tapi Allah berkehendak lain, semoga saja kami tabah dalam musibah ini,” tambahnya dengan nada sedih.
Kapolsek Concong, Kabupaten Inhil, Ipda Gahari yang dihubungi Batam Pos kemarin siang, membenarkan kejadian ini. ‘’Kita sedang berada di laut untuk melakukan pencarian bersama dengan kapal-kapal warga. Dari keterangan yang saya dapatnya 12 orang sudah ditemukan dan satu orang perempuan, Icimah, 38 sudah meninggal. Berapa banyak penumpang di dalam kapal itu tidak dapat dipastikan, karena kita bergerak setelah dapat informasi dari masyarakat,’’ ujarnya.
Sementara itu, Jayadi, Staf Syahbandar Tanjungbatu kepada Batam Pos melalui ponselnya secara terpisah menyebutkan kalau pihaknya tidak mengeluarkan SIB untuk KM Imim Jaya. ”Kita memang tahu kalau ada kapal tenggelam berdasarkan laporan dari rekan yang ada di Inhil,’’ paparnya.
Arifin Zainudin, pemilik KM Imim Jaya mengaku baru tahu kapalnya tenggelam dari wartawan. ”Memang kapal itu masih milik saya, namun saya tidak tahu jika kapal tersebut sekarang sedang berlayar ke Pulau Nipah Panjang. Untuk mengetahui kepastianya saya masih mengecek ke nakhoda kapal,” terang Arifin.
Untuk upaya pencarian, MV Marina Baru 5 dengan rute Tanjungbalai-Kukup, Malaysia diberangkatkan ke lokasi kejadian untuk membantu evakuasi. Kapal tersebut akan membawa korban ke Tanjungbalai. Sementara Feri Tenggiri yang ikut melakukan pencarian, membawa sebagian penumpang selamat ke Sei Guntung.
Penumpang Selamat
Sekitar pukul 20.15 WIB tadi malam, 19 penumpang yang selamat sampai di Pelabuhan Domestik Tanjungbalai Karimun. Mereka langsung disambut sanak keluarga yang sudah cemas menanti kedatangan mereka.
Begitu korban turun dari kapal, puluhan keluarga korban yang sudah menunggu di Ponton langsung merangkul. Isak tangis pun terdengar dari atas ponton. Ikut menjemput Bupati Karimun Nurdin Basirun dan Wakil Bupati Karimun, Aunur Rafiq.
Selanjutnya masing-masing keluarga langsung membawa korban pulang ke rumah masing-masing. Sedangkan penumpang yang membutuhkan perawatan, langsung dilarikan ke RSUD Karimun untuk mendapatkan perawatan yang insentif.
Tiga Jam Terapung, Diselamatkan Nelayan
Wajah letih, masih terlihat diwajah Siti, nenek yang berumur sekitar 60 tahun. Dirinya termasuk salah seorang korban yang selamat dalam tragedi tenggelamnya KM Imim Jaya GT 06, sekitar 1,5 mil dari Perairan Tanjungbakong antara Perairan Bekawan dan Nipah Panjang.
Menurut Siti, dirinya berhasil selamat karena menggunakan pelampung. “Begitu kapal tenggelam saya diberi pelampung, dengan pelampung itulah saya berhasil selamat, hingga dibantu oleh nelayan yang menangkap ikan,” ujar Siti saat dipapah keluarganya, ketika baru tiba di Pelabuhan Domestik Tanjungbalai Karimun, kemarin (21/9) sekitar pukul 20. 15 WIB.
Selain menggunakan pelampung asli, penumpang lain ada juga menggunakan jerigen minyak untuk tetap mengapung. Bahkan ada satu pelampung yang digunakan oleh dua orang. Di mana tubuh mereka saling diikatkan satu sama lainnya. Kondisi ini dirasakan penumpang sekitar tiga jam sebelum mendapatkan pertolongan dari kapal nelayan yang lewat.
Menurutnya, kapal begitu cepat tenggelam setelah kemasukan air. Dan penumpang saling berebutan untuk mendapatkan pelampung. Hal senada diungkapkan penumpang lain yang selamat. Menurut mereka selama terapung di tengah lautan sambil menunggu pertolongan, mereka saling bahu membahu agar tidak tenggelam dihantam gelombang. Apalagi perairan tersebut terkenal ganas karena tempat pertemuan arus.
Bahkan ada diantara penumpang yang terus melantunkan ayat-ayat suci Alquran selama terapung. “Saya tak henti-hentinya membaca ayat suci, agar selamat dalam musibah tersebut,” ujar salah seorang penumpang lagi.
Kapolres Indragiri Hilir, AKBP Tri Julianto Djatiutomo dikonfirmasi melalui Pahumas, Kompol. Dasril Vitho menyebutkan dalam peristiwa itu satu orang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, atas nama Hazimah (40). Korban ditemukan kapal jaring nelayan yang kemudian diantar ke desa Bekawan sebagai tempat evakuasi.
”Hingga sore, jajaran tim SAR Polres Inhil, Polair, Polsek Concong, Dinas Perhubungan, Syahbandar dan masyarakat setempat masih melakukan pencarian terhadap 9 penumpang yang belum ditemukan,” jelas Pahumas.
Sementara itu H Syamsudin bersama tiga orang rekannya hingga tadi malam masih bertahan di Bekawan, sambil menunggu pencarian terhadap korban yang belum ditemukan.
Kasat Polair Inhil, AKP Elfizar, kapten kapal Aliyas yang sebelumnya sempat tidak sadarkan diri, akhirnya sudah mulai siuman menjelang magrib.
”Dia sekarang diamankan di Mapospol Bekawan,” ujarnya.
Sumber: batampos.co.id