Pengacara Nunun Nurbaeti Partahi Sihombing menolak menyerahkan kliennya kepada Komisi Pemberantasan Korupsi yang tengah mengejarnya hingga ke Singapura. “Gak ada kapasitas pengacara menyerahkan kliennya yang sedang sakit ke KPK,” katanya. Penegasan itu disampaikan Partahi menjawab himbauan KPK agar Nunun bersikap kooperatif untuk menyerahkan diri dan disarankan orang terdekatnya membantu menyerahkan Nunun. Menurut Partahi kliennya saat ini sedang berada di Singapura guna menjalani pengobatan. “Sedang berobat, bukan jalan-jalan,” ujar Partahi.
Ia juga mengaku tak ingin mengomentari pernyataan politisi partai Golkar Fahmi Idris yang memiliki bukti foto paspor Nunun yang terdapat stempel negara Singapore. Seperti diketahui Komisi KPK sudah sebulan mengirim timnya untuk mencari keberadaan Nunun di Singapura. Nunun merupakan saksi kunci kasus dugaan suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia pada 2004, Miranda Gultom.
Hingga kini Nunun belum diketahui keberadaannya, hingga penanganan kasus cek pelawat yang melibatkan sejumlah mantan anggota DPR itu terkesan jalan di tempat.
“Ya sekitar satu bulan ini lah, kita sudah mencari Bu Nunun ke sana (Singapura) tapi belum membuahkan hasil. Ada empat orang dari KPK yang ditugaskan mencari Bu Nunun,” kata Ketua KPK Busyro Muqoddas di Bandung.
Nunun Nurbaeti diduga terkait kasus dugaan suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) pada 2004 yang memenangkan Miranda Goeltom.
KPK kesulitan menghadirkan Nunun di pengadilan karena yang bersangkutan mengaku sakit hingga mengalami gangguan daya ingat. KPK pun mencoba mencari data kasus tersebut kepada Nunun.
“Masih dilakukan pencarian. Kami sudah melakukan pendekatan kepada pihak keluarga Bu Nunun tentang keberadaannya,” ujar Busyro yang ditemui usai memberikan Kuliah Umum kepada mahasiswa ITB di Aula Barat ITB Jalan Ganesha Bandung.
Ia mengatakan, KPK sangat berharap keluarga besar Nunun Nurbaeti Daradjatun bisa bekerjasama dengan KPK terkait keberadaannya.
“Kita malah berharap, mudah-mudahan nanti bisa ketemu syukur-syukur sekali keluarganya bisa mem-back up supaya nanti bu Nunun dengan jiwa besar bisa datang ke kita dengan sendirinya. Jadi begini, kalau memang tidak ada unsur-unsur yang tidak terpenuhi, ya nggak masalah kan,” kata Busyro.
Sementara itu, saat memberikan materi kuliah umum kepada ratusan mahasiswa ITB, Busyro Muqoddas yang hampir dua bulan ini memimpin KPK sempat “curhat” kepada mahasiswa tentang berat badannya yang turun hingga tiga kilogram.
“Waktu dulu saya datang ke ITB, saya masih menjabat sebagai Ketua Komisi Yudisial. Namun, saat ini sudah sebagai Ketua KPK. Tadinya berat badan saya sekitar 65 kilogram tapi sekarang menjadi turun, yakni 62 kilogram,” ujar Busyro di hadapan para mahasiswa. (fn/tm/ant)