Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengakui modernisasi alutsista di tubuh TNI masih belum terkoordinasikan dengan baik selama tujuh tahun kepemimpinannya.
“Apa yang saya lihat dan rasakan selama 7 tahun memimpin, pembangunan kekuatan dan modernisasi alutsista sering tidak terkoordinasi dengan baik dan di sana sini kita rasakan kurang mengalir dari strategi pertahanan, dan doktrin pertahanan yang kita anut,” kata Presiden.
Presiden mengatakan hal itu saat memberikan pengarahan kepada para perwira menengah dan perwira tinggi TNI di Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (13/7/2011).
Oleh karenanya, SBY mengajak kepada para Pati dan Pamen TNI untuk bersama-sama memikirkan pembangunan kekuatan modernisasi alutsista.
“Saatnya tiba pembangunan kekuatan modernisasi kita laksanakan, timeline-nya dipercepat karena urgensi tinggi,” papar SBY.
Apalagi, menurutnya saat ini kondisi perekonomian Indonesia sedang mendukung. Sehingga pembaharuan alutsista bukan hal yang mustahil.
“Sudah cukup lama kita tidak melakukan pembangunan kekuatan dan modernisasi alutsista sesuai dengan sasaran yang diharapkan,” terangnya.
Saat ini, lanjut SBY, terjadi perubahan yang sangat cepat terkait perlengkapan-perlengkapan pertahanan di dunia kemiliteran. Oleh karenanya, pemutakhiran alutsista menjadi sebuah jawaban agar Indonesia tidak tertinggal jauh dengan negara-negara lain.
“Doktrin TNI dan doktrin pelaksanaan di TNI AL, AD dan AU terus dimutakhirkan. Nampaknya dengan perubahan cepat di dunia ini, keseluruhan perangkat dan doktrin itu perlu kembali kita mutakhirkan agar sesuai perkembangan zaman,” jelas SBY.
“Dengan demikian TNI siap menjawab hadapi tantangan dan ancaman,” ucapnya.
Acara yang dimulai pukul 10.30 WIB yang berlangsung di Aula Abdul Haris Nasution ini semula berlangsung terbuka. Namun karena Presiden akan memberikan arahan-arahan yang bersifat rahasia, akhirnya para jurnalis diminta untuk keluar. Hingga pukul 11.55 WIB, acara masih berlangsung. |dtc|