Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono menegaskan bahwa radikalisasi gerakan yang mempunyai motif ideologi agama pada saat ini mengancam pilar-pilar kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia. Bahkan, presiden pun melihat kecenderungan jika gerakan ini dibiarkan akan menggeser karakter dasar masyarakat Indonesia yang rukun dan cinta damai.
Presiden SBY menitikberatkan ancaman tersebut sangat berbahaya bagi generasi muda. Dapat mengubah karakter dan perilaku rakyat dalam skala luas, akhirnya dapat mennguncang keutuhan NKRI.
Empat pilar yang harus dijaga oleh segenap warga Negara Indonesia adalah, Pancasila sebagai dasar Negara, UUD 1945 sebagai landasan konstitusi tertinggi, Keutuhan NKRI, dan semangat toleransi dalam nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika.
Untuk itu, presiden meminta kepada aparat penegak hukum dan segenap masyarakat untuk mengambil tanggung jawab untuk menanggulangi merebaknya gerakan tersebut.
“Kita tidak boleh apatis, pasif membiarkan gerakan ini begitu saja. Mari kita ambil tanggung jawab bersama untuk menyelamatkan masyarakat kita, bangsa kita, dan masa depan Indonesia,” kata Presiden ketika membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional 2011 di Gedung Bidakara, Jakarta, Kamis (28/04/11).
Instruksi presiden juga ditekankan kepada para kepala daerah di tingkat provinsi dan kabupaten untuk meredam radikalisasi di lingkungan masyarakat di bawah pemerintahannya. Presiden juga menghimbau agar para tokoh agama lebih berperan aktif dalam membentengi umat dari bahaya radikalisasi. |kedaiberita.com|