Suasana di UNP 7-3 yang semula tenang tiba-tiba mulai menegang ketika Dantim Duty Compound Alpha Gate Serma Zunty melaporkan kedatangan sekelompok massa ke UNP 7-3 yang menuntut masalah pembayaran sewa tanah mereka, Lettu Cpm I.N.
Sindu yang saat itu menjabat sebagai Duty Officer menerima laporan tersebut dan memerintahkan agar Duty Compound melakukan pemantauan dan persiapan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan sekaligus melaporkan hal yang terjadi kepada Perwira Operasi Lettu POM Krisna Hariyanto.
Setelah mendapatkan laporan tersebut kemudian Pasiops segera memerintahkan penyiapan Tim Crowd and Riot Control (CRC) untuk menghadang kedatangan massa yang sudah mulai memaksa untuk masuk ke dalam compound. Selesai memberikan laporan situasi kepada Pasiops selanjutnya Duty Officer melaporkan juga situasi tersebut kepada Seceast Tactical Operation Center (Seceast TOC) untuk meminta dukungan Libanese Arm Force (LAF) dalam mengatasi massa.
Setelah mendapatkan perintah dari Duty Officer, Serka Rudi selaku Dantim CRC dengan sigap dan cepat menyiapkan personel maupun perlengkapan dan segera berangkat menuju ke Alpha Gate untuk menghadang massa yang sudah tidak dapat dikendalikan oleh personel gate dan secara bersamaan atas perintah Perwira Operasi penarikan personel Duty Compound sekaligus diganti Tim CRC yang langsung membentuk formasi blokade jalan guna menghadang massa yang terus memaksa masuk kedalam compound sampai LAF tiba di tempat kejadian.
Dengan hadirnya LAF yang langsung meredam para pendemo, maka tahap negosiasi baru dapat dilanjutkan dimana Perwira Operasi bersama Language Asistance (LA) yang juga didampingi LAF menemui pimpinan pendemo untuk mengklarifikasi maksud dan tujuan mereka, sampai pendemo berkenan membubarkan massanya.
Didalam melaksanakan misi perdamaian di Lebanon Selatan, SEMPU dihadapkan pada berbagai kemungkinan ancaman yang secara langsung maupun tidak langsung yang bersifat variabel seperti halnya huru hara, demonstrasi ataupun kerusuhan yang dapat terjadi disekitar UNP 7-3. Untuk itu bersama Tim Medik Indocoy Bravo, SEMPU dalam menggelar simulasi CRC ini melibatkan 1 tim CRC yang memiliki kemampuan taktis dilapangan sesuai dengan tingkat ancaman yang dihadapi.
Dilain hal, kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kesiapsiagaan, pengetahuan dalam mengambil tindakan sampai tingkatan kritis yang pada akhirnya dapat dijadikan sebagai pedoman mulai dari persiapan, pelaksanaan maupun evakuasi serta konsolidasi.
(tniad.mil.id)